Rabu, 30 Maret 2016

Ketika Menulis Menjadi Candu

Ada yang iseng bertanya, rajin amat Fi posting di blog. Emang bakalan ada yang baca? Emang ada yang suka? Emang ada yang komentar? Emang blog nya udah d verify? Yah itulah berbagai pertanyaan yang sering saya dapatkan ketika saya update blog di akun media sosial.

Sebenarnya sih tujuan update pengen aja nulis. Pengen aja berbagi pengalaman. Syukur-syukur kalo ada yang baca dan bisa mengambil hikmah dari kisah atau cerita yang saya tulis. Kalo gak ada juga gak apa-apa. Karena kembali lagi, menulis sekarang sudah jadi hobi. Seolah menjadi candu buat saya. Ada sesuatu yang hilang ketika saya tidak menulis atau update. Lebay sih, tapi mau gimana lagi. Ketika kebiasaan itu berubah menjadi hobi, maka itu akan sulit dihilangkan.

Mungkin dulu tujuan saya menulis agar dapet pujian agar dapet komen atau sekedar like. Tapi sekarang saya sudah merubah semua niat dan tujuan saya. Tujuan saya menulis adalah untuk menyalurkan hobi yang saya miliki dan mudah-mudahan bermanfaat. Jika tak bisa untuk orang lain, ya semoga bermanfaat untuk diri sendiri sebagai pengingat atas apa yang sudah saya perbuat.

Ah so bijak kamu fi? Kamu update begitu karena kamu gak pernah ngerasain apa yang aku rasain.
Ah kamu bilang begitu. Emang bisa kamu ngejalaninnya? Emang kamu bisa ngelakuin apa yang kamu bilang? Kamu tuh teori banget, emang prakteknya bisa?

Ya, ya ya komentar itu pernah saya dapatkan dari temen, sahabat hingga orang-orang terdekat saya. Bagaimana perasaannya? Kaget, kesel dan deg-degan. Kenapa kaget? Karena saya merasa tertampar. Mungkin apa yang mereka katakan itu ada benarnya. Kenapa kesal? Kesal karena mereka tidak menghargai hasil tulisan saya. Tapi kemudian saya kembali berfikir. Mungkin memang saya seperti itu, mungkin memang saya terlalu fokus mengajak berubah tapi saya sendiri masih gitu-gitu aja. Well, itu masukan baru buat saya.
Trus kenapa deg-degan? Deg-degan karena saya bingung apakah saya akan berhenti menulis setelah mendapatkan komentar dari orang lain. Ataukah akan terus berlanjut menulis melanjutkan hobi saya?

Sayapun mengambil keputusan untuk tetap terus melangkah maju. Saya tidak akan berhenti hanya karena sebuah komentar atau apa yang dikatakan orang lain. Karena pada dasarnya, apapun yang kita lakukan sudah pasti akan menuai komentar. Jika memang ada yang mengkritik, bisa saya jadikan sebagai instropeksi diri. Jika masih saja berkomentar dengan apa yang saya tulis, abaikan saja.

Saya ingat kata-kata dari Pak Jamil Azzaini yang mengatakan "jika kamu tak siap di puji dan dicaci, maka kamu tidak akan menjadi apa-apa"
Jadi tetaplah melangkah, apapun yang terjadi. Jangan biarkan mereka menghalangi mu untuk mewujudkan cita-cita mu 😊😊😃

________________________________________

Tulisan lainnya boleh juga di baca. Semua ada di inirisfi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar