Kamis, 04 Juni 2015

Berhentilah Mengeluh !!

Anak : bu aku sakit :(
ibu : besok kita berobat ke dokter ya nak.
keesokan harinya sang ibu membawa anaknya ke dokter.

Anak : aduuh ko sakit terus yah. Ko gak sembuh sembuh yah. Ya Allah kenapa harus aku yang sakit seperti ini. Kapan aku sembuhnya ya Allah :(. Aku sudah bosan sakit terus.
ibu : lebih baik kamu istirahat dan minum obatnya.

karena tak kunjung sembuh, sang anak pun segera meng update status tentang sakit yang di alaminya. Bahkan dia sempat untuk mengapload foto ketika dirinya sakit. Hampir disetiap akun media sosialnya dia mengeluh tentang rasa sakit yang ia rasakan. sampai akhirnya semua saudara-saudara nya tahu kalau dia sedang sakit. Padahal sakit yang ia derita hanya panas, batuk dan pilek. Namun karena dia sering update tentang rasa sakit yang dia derita. Semua orang mengira bahwa sakitnya sudah parah.

Telepon ibunya pun tak henti-hentinya berbunyi untuk menanyakan kabar anaknya yang sedang sakit.
Karena kesal melihat ulah anaknya yang selalu update status tentang rasa sakitnya, sang ibu datang menghampirinya.

Ibu: apa yang kamu lakukan nak? kenapa kamu selaku mempublikasikan kondisi kamu saat ini di depan umum...

Anak : aku kesal bu, aku sakit terus dan aku gak sembuh-sembuh. Padahal aku audah minum obat, bahkan aku sudah ganti dokter 3 kali. Tapi kenapa aku gk sembuh-sembuh...

ibu : itu semua kesalahan kamu. Kamu sendiri yang membuat dirimu sakit. ingatlah firman Allah : "Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya," [Surah Al-Baqarah ayat 286].

Anak : loh ko ibu ngomong begitu, bu, aku itu udah berobat, bukan kah itu salah satu ikhtiar bukan? salah aku dimana?

ibu : kamu terlalu banyak mengeluh! kamu selalu mempublikasikan apa yang kamu derita. Sehingga semua orang akan iba. Dan kamu memperlakukan diri kamu layaknya orang sakit. Bukan orang sehat.

Anak : tapi bu, aku gk ada maksud buat mengeluh dan mempublikasikan sakitku ke semua orang. Aku hanya....

Ibu : hanya ingin semua orang tau bahwa kamu sedang sakit. Dan saat kamu sakit banyak orang yang tiba-tiba care sama kamu. Dan kamu senang dengan kondisi ini. Kamu senang karena ketika kamu sakit banyak orang yang begitu peduli sama kamu. Tanpa kamu sadari kamu telah memperlakukan tubuhmu seperti orang sakit karena ingin dikasihani orang lain. Taukah kamu sehebat apapun obat yang dokter beri. Sebanyak apapun obat yang kamu makan. Kamu tak akan pernah bisa sembuh jika kamu saja tak mampu memperlakukan dirimu layaknya orang sehat. Bagaiman kamu bisa sembuh, Jika kamu saja tak bisa yakin kamu bisa sembuh karena kamu merasa nyaman dengan kondisi "sakit" ini. Ketahuilah nak. Bukan obat yang menyembuhkan kamu tapi keyakinan kamu kepada Allah yang bisa membuat kamu sembuh.

Anak : ( termenung) lantas apa yang harus aku perbuat sekarang bu?

ibu : bergegaslah pergi ke kamar mandi ambil air wudhu. Istighfar. Berhentilah mengeluh nak. Mengeluh hanya akan memperburuk keadaanmu saja. Mengeluh hanya akan membuatmu lemah. Ketahuilah jika kamu yakin kamu bisa sembuh maka Allah akan menyembuhkanmu. Obat yang kamu minum dan dokter yang periksa hanyalah jalan dari Allah sebagai "alat" untuk menyembuhkanmu. Orang lain akan memperlakukan kamu seperti kamu memperlakukan dirimu sendiri. Pun dengan tubuhmu. Jagalah dirimu. Yakinlah dan perlakukan lah dirimu seperti orang sehat. Ingatlah ini nak "......dan janganlah kamu berputus asa dari  rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir."

 [Surah Yusuf ayat 12] .

Selasa, 02 Juni 2015

Mudah Jatuh Cinta, Mudah juga Terluka

Pernah saya mendengar cerita dari seorang teman. Dia berkata bahwa dia begitu mudah jatuh cinta kepada seseorang. Dia mudah melabuhkan cintanya kepada seseorang yang membuat dia nyaman. Meskipun belum terlalu lama kenal, namun dia tak peduli. Jika dia sudah merasa nyaman, dia merasakan bahagia apabila didekatnya.

Kejadian itu berlangsung terus menerus hingga akhirnya dia memutuskan untuk tidak mudah jatuh cinta lagi. Karena ternyata jatuh cinta hanya membuat terluka ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Akhirnya dia memutuskan untuk menjaga perasaannya. Dan menjaga hatinya untuk tidak mudah jatuh cinta.

Suatu saat dia bertemu dengan seseorang yang menurut dia berbeda. Dia begitu baik, ramah dan rajin beribadah. Lagi, dia kembali merasakan apa yang namanya suka pada seseorang di pandangan pertama. hati kecilnya berkata bahwa kali ini perasaan sukanya itu adalah rasa yang benar. Karena dia suka dengan akhlak yang dimilikinya. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk terus mendekatinya. Komunikasi yang mereka lakukan pun berjalan dengan intens. Masing-masing dari mereka selalu memberi kabar satu sama lain. Meskipun status mereka belum jelas.

Hingga pada suatu hari dia benar-benar terkejut dan syok, ketika melihat seseorang yang dia kagumi ternyata akan melaksanakan pernikah bersama pasangannya bulan depan. Halilintar seolah-olah menyambar hatinya saat itu. Betapa terkejut dan kecewanya dia melihat seseorang yang dia kagumi ternyata akan menikah. Sakit hati dan frustasi ia rasakan kini. Ternyata selama ini dia berharap terlalu banyak namun tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Hati saya cukup terenyuh mendengar itu. Karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa tidak sedikit dari kita terlalu banyak menyimpan harap pada manusia. Kita terlalu berharap kepada manusia, yang pada akhirnya hanya akan membuat kecewa. Berbeda halnya ketika kita berharap kepada sang pencipta, sang maha cinta. Bukan lagi kecewa, tapi hanya bahagia yang akan kita dapatkan.

Firman Allah SWT : “ Katakanlah (Muhammad) “ Jika kalian benar-benar mencintai Allah , ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.. (QS. Ali Imran : 31). Maka sudah dipastikan bahwa kita harus mencurahkan rasa cinta kepada-Nya, karena Dia lah sang maha cinta, yang memiliki cinta sempurna untuk hamba-Nya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Apabila Allah mencintai hamba maka Dia berfirman kepada Jibril : -"Saya mencintai Fulan maka cintailah ia". Maka Jibril mencintainya. Kemudian ia memanggil terhadap penghuni langit : "Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia". Maka penghuni langit mencitainya. Kemudian di bumi ia diterima. Jika Allah membenci hamba -Malik- berkata : "Saya tidak menduga, hanya saja dalam kebencian itu Dia berfirman seperti itu".