Selasa, 15 Maret 2016

Ketika gadget Menjadi Lebih Penting

Akhir-akhir ini banyak orang yang begitu khawatir ketika handphone nya ketinggalan, chargernya ketinggalan atau yang sekarang, mungkin lebih panik ketika kuota habis ketimbang uang habis.

Ya ini fenomena zaman modern. Mereka lebih khawatir ketika kuota paket internet habis atau smartphonenya ketinggalan. Panik, gelisah, resah dan tak karuan. Mungkin itu yang dirasakan oleh sebagian orang. Termasuk saya.

Ketika batre hp mulai lowbatt dan chargeran ketinggalan, maka kita sibuk kesana kemari meminjam charger kepada orang lain. Ketika paket quota habis kita sibuk mencari wifi gratisan. Rupanya smartphone sekarang sudah menjadi separuh jiwa untuk kebanyakan orang. Bagaimana tidak, mereka seolah tidak bisa hidup tanpa smartphone dalam genggamannya.

Tak ayal, perusahaan handphone besar pun berlomba-lomba membuat smartphone terbaru dan tercanggih. Mereka seolah tak ingin ketinggalan zaman. Dulu, saya pegang hp ketika SMA, itu pun tergolong hp jadul. Tapi sekarang seusia anak SD bahkan sejak masih TK mereka mulai memegang smartphone yang canggih. Hingga mereka lebih asyik berteman dengan benda mati ketimbang bermain dengan teman-teman di dunia nyata.

Ketika bangun tidur yang pertama kali di cek adalah pemberitahuan di smartphone, benda yang satu ini seolah tak boleh jauh dari jangkauan kita. Bahkan tidurpun ia selalu tersimpan di samping kita. Ketika hendak ke kamar mandi tak lupa juga membawa smartphone. Kita tak pernah lepas dari benda ini. Sekalinya benda ini ketinggalan sudah dipastikan kita panik bukan kepalang.

Pernah kita terfikir bagaimana perasaan kita ketika kita lupa membaca ayat suci al-quran? Pernahkan terfikir ketika hafalan quran kita hilang dan lupa karena kesibukan kita, sehingga sholatpun hanya membaca ayat itu-itu saja? Pernah kita khawatir ketika shalat kita terlambat dan shalat kita ketinggalan? pernah kita mencoba mengisi waktu luang kita dengan amal-amalan sunah?

Secara tak sadar, kita sibuk dengan dunia sampai kita lupa memikirkan akhirat. Kita sibuk menumpuk rupiah hingga kita lupa ibadah. Naudzubillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar