Selasa, 26 April 2016

Mau Sampai Kapan Terus mengeluh?

Adik: Ka, aku cape kuliah gini-gini terus. Mendingan kaya temen aku. Mereka bisnis. Dapet uang, dan tidak usah memikirkan tugas-tugas kuliah.

Kakak: kenapa? Kamu nyerah dengan kuliah kamu?

Adik: bukan nyerah ka, tapi ini tuh bukan passion aku kak. Hati kecil aku tuh seolah berontak. Sepertinya aku mau menempuh jalan bisnis.

Kakak: oke, kalau itu maumu. Pastikan kamu melakukan ini karena memang kamu yang menginginkannya. Bukan karena mengikuti hawa nafsu.

Setelah dapat ijin dari sang kakak, sang adik memutuskan untuk memulai bisnis. Dia meminjam sejumlah uang kepada kakaknya untuk memulai bisnis online. Ternyata bisnis yang dia jalankan tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Beberapa kali ia kena tipu dan gagal transaksi karena tidak bersabar. Lama-lama, ia mulai bosan. Dan kembali mengeluh kepada sang kakak

Adik: kak bisnis itu ternyata tidak mudah. Ribet, belum lagi kemarin ada yang menipu. Aku gak mau bisnis. Aku maunya kerja aja sama orang lain. Sepertinya kalo kerja sama orang lain enak. Tidak perlu repot-repot menunggu transfer. Tiap bulan dapat gaji.

Kakak: ini pilihan kamu. Silahkan pilih apa yang kamu mau. Dan pastikan ini memang kemauan. Bukan karena hanya bosan.

Akhirnya sang adik mengakhiri bisnis online nya. Dia memutuskan untuk mulai bekerja. Dia diterima bekerja di sebuah perusahaan. Ternyata apa yang dia bayangkan tidaklah sesuai harapan. Saat bekerja, dia mengalami beberapa kesalahan. Sehingga beberapa kali mendapatkan teguran dari atasan. Sebagai junior dia juga harus rela mengerjakan apa yang disuruh oleh seniornya.

Diperlakukan seperti itu oleh orang lain, membuat dia jengah dan memutuskan untuk keluar kerja. Dia kembali mengadu kepada sang kakak

Adik: kak, aku keluar kerja. Ternyata kerja itu gak enak. Banyak di bentak, banyak di suruh-suruh. Udah gitu cape. Dapet uangnya juga 1 bulan sekali.

Mendengar keluhannya, sang kakak hanya tersenyum. Sang adik akhirnya memutuskan untuk istirahat dan diam di rumah. Karena ingin menikmati hidupnya. Dengan santai, sang kakak mendukung apa yang adiknya mau. Tak lama berselang, sang adik kembali mengeluh. Dia mengatakan bahwa dia bosan berada di rumah. Dia kesal karena dia tidak bisa berbuat apa-apa. Belum lagi dia tidak memiliki uang. Sehingga dia tidak bisa membeli apa yang dia mau.
Mendengar semua keluhannya, sang kakak tersenyum dan merangkulnya membawa dia keluar rumah.

Kakak: dengarkan aku baik-baik dik, kakak sudah mengabulkan apa yang kamu mau. Sekarang apalagi mau mu?

Adik: adik mau sukses, mau banyak uang tapi gak mau cape.

Kakak: Dengarkan kakak baik-baik. Sukses itu membutuhkan proses. Kamu tahu semua orang sukses itu tidak lahir dari bermalas-malasan dan hanya berdiam diri. Sukses itu diperoleh dari bekerja keras, bersabar, berdoa juga tawakal. Kamu tahu salah satu trik agar kamu bisa sukses? awali, jalani, nikmati dan syukuri. Orang -orang sukses adalah orang-orang yang kuat dan tidak mudah mengeluh.
Kamu sadar, sebenarnya yang membuat kamu terasa berat menjalani semua itu karena kamu tidak bersabar dan mudah mengeluh.
Apapun pekerjaan kamu, apapun yang kamu kerjakan, jika hanya disikapi dengan keluhan maka itu semua akan terasa berat. Padahal bisa kita lihat orang lain begitu santai mengerjakan tugasnya. Itu karena mereka mampu menjalakannya dengan hati, bukan dengan emosi. Mereka tidak hanya sekedar mengharapkan pundi-pundi rupiah, tapi mereka melakukan itu karena niat ibadah.
Dik, dunia adalah tempat untuk berlelah-lelah bekerja. Maksimalkanlah potensi yang kamu miliki. Jangan mudah putus asa. Jika kamu mengalami kegagalan, itu wajar, jika kamu merasa ditindas saat kamu bekerja nikmati saja dulu. Mungkin itu baru awal. Mugkin itu juga baru perkenalan. Bersabarlah, tenanglah dik. Segala sesuatu itu butuh proses. Jangan langsung kamu mengatakan saya bosan. Lantas kemudian menyerah. Tidak seperti itu. Jika kamu ingin menjadi orang sukses, jalani apa yang sudah ada di depan mata dan hadapi. Kelak, kamu akan tau apa sebenarnya cita-cita kamu jika kamu mampu menggunakan hati nurani kamu saat mengambil keputusan.
Jangan mudah memutuskan ini bukan passion aku, aku bosan, pekerjaan ini begitu berat, aku tidak mau lelah. Hindari. Hindari semua perasaan itu. Jika kamu mau sukses. hadapi, lawan semua rasa takut itu, jalani meskipun itu sulit. Ingatlah, puncak gunung akan bisa kita nikmati setelah kita mampu mendaki dan melewati jalanan yang cukup terjal.

Senin, 25 April 2016

Apa yang hendak dicari?

Kadang hati ini merasa iri. Padahal apa yang diinginkan sudah Engkau beri

Kadang hati ini merasa iri. Apa karena tidak mensyukuri apa yang telah Kau beri?

Kadang hati ini merasa sepi. Apakah karena kosongnya hati?

Kadang diri ini merasa rendah hati, pahadal sebenarnya ingin dipuji

Kadang diri ini merasa sempurna, padahal sebenarnya kami bergelimang dosa.

Kadang diri ini merasa suci, padahal sering melakukan hal tidak terpuji.

Kadang diri ini merasa hebat, padahal banyak berbuat maksiat

Kadang diri ini merasa terpuji, padahal mulut masih saja memaki dan mencaci

Kadang diri merasa suci, padahal sering kali membohongi diri sendiri.

Kadang diri ini merasa baik. Padahal hati ini sebenarnya picik.

Kadang hati ini merasa alim, padahal tak jarang kami selalu dzolim.

Kadang hati ini merasa tenang, padahal sebanrnya air mata kami selalu menggenang.

Kadang diri ini merasa bijak, padahal hati ini menolak.

Kadang diri ini merasa begitu mencintai Engkau yang maha kuasa, padahal tak jarang kami banyak berdusta.

Kadang diri ini mengatakan bahagia, padahal sebenarnya merasa menderita.

Kadang diri ini merasa menjadi hamba-Mu yang sholeh, padahal sebenarnya sering kali diri ini berbuat salah.

Kadang diri ini merasa paling bijak. Padahal sebenarnya hati kami terus menolak.

Kadang diri ini merasa paling pintar, padahal sebenarnya diri inilah yang serig melanggar.

Kadang diri ini merasa paling hebat. Padahal kami tidak bisa memberi banyak manfaat untuk umat.

Kadang hati ini merasa sedih. Padahal Engkau berkata "Jangan Bersedih, Allah bersamamu"

Apa sebenarnya yang hendak hati ini cari? Apa sebenarnya yang hendak hati ini inginkan?
Apa kami terlalu sibuk mencari hingga lupa mensyukuri?
Apa kami terlalu sibuk dengan kehidupan? Sehingga kami tidak pernah mendapatkan ketenangan?

Minggu, 24 April 2016

Menghadapi Keluhan dan si "Pengeluh"

Mengeluh memang sudah menjadi sifat manusia pada umumnya. Namun jika terus-terusan mengeluh, hati-hati nanti jadi karakter dan watak. Itu bahaya!! Lantas bagaimana caranya menghadapi keluhan? Syukuri apa yang sudah Allah beri dan tidak membandig-bandingkannya dengan apa yang orang lain miliki.

Ketika kita mampu bersyukur atas apa yang sudah Allah beri. Maka hati kita sudah cukup dengan apa yang Allah beri. Tidak membanding-bandingkan bertujuan agar kita tidak selalu melihat ke atas. Karena, jika membanding-bandingkan maka kita akan membandingkannya dengan yang lebih dari pada kita dan itu tidak akan ada habisnya.

Bagaimana menghadapi si "pengeluh"? untuk menghadapi orang ini, pastikan kita memiliki hati yang bersih dan lebih siap menerima keluhan. Secara psikologis, ketika seseorang mengeluh dan keluhannya di respon dengan negatif, seolah (mendukung si "pengeluh"). Maka si "pengeluh" ini biasanya lebih termotivasi untuk kembali mengeluh dan menambah keluhannya. Bukan menyelesaikan masalah. Tapi, malah menambah keluhan dan masalahnya. Yang lebih bahaya justru ketika dia merasa mendapatkan dukungan atas keluhannya sehingga dia menebar keluhannya di media sosial.

Pesan penting untuk kita. Ketika kita ingin mengeluh, pastikan kita menempatkan keluhan kita di tempat yang tepat. Agar keluhan kita terjaga rapat, sehingga kita tidak mudah mengumpat dan tetap mampu menjaga diri secara terhormat. Dimana tempat yang tepat itu? Apalagi kalau bukan Allah. Allah lah sebaik-baik penjaga rahasia dan Allah lah sebaik-baik penolong.

"Tapi aku ingin curhat kepada manusia? Boleh tidak?" Boleh-boleh saja. Sah-sah saja, karena sejatinya ketika kita menumpahkan masalah (curhat) kepada seseorang, bukan semata-mata karena ingin mendapatkan solusi atau motivasi. Tapi lebih ke ketenangan diri karena beban dihati sudah mulai berkurang.

Ketika akan curhat dan menumpahkan semua keluhan kita. Pilihlah seseorang yang di rasa tepat dan mampu menjaga rahasiamu rapat-rapat. Curhatlah kepada seseorang yang mampu memberimu nasihat agar kamu tetap bersemangat. Pilihlah seseorang yang mampu memberimu motivasi agar kamu bisa kembali berseri. Pilihlah seseorang yang mampu mengingatkanmu untuk selalu tetap sabar, agar hatimu tetap tenang. Pilihlah seorang yang mampu mengingatkanmu untuk tetap ikhlas agar kamu tetap bisa tersenyum.

Secara normal. Ketika manusia mengeluh, kemudian tidak ada faktor yang mendukung keluhannya. Maka dia akan bosan, kemudian tidak akan lagi menambah keluhannya. Ketika dia juga mengeluh kepada seseorang yang sama sekali tidak mendukung keluhannya, dia akan diam dan tidak banyak mengeluh lagi. Bukan karena berhasil telah diberi motivasi atau kata-kata mutiara. Tapi secara psikologis, ketika sesuatu itu tidak di respon dengan baik oleh lawan bicara, akan membuat dia mengurungkan kembali niatnya untuk terus berbicara karena tidak ada yang mendukug untuk melanjutkan pembicaraannya.

Untuk kita yang mendapatkan keluhan atau curhatan dari seseorang, berhati-hatilah. Jangan mudah mendukung keluhannya dengan kata-kata kita yang negatif. Karena itu akan direkam oleh dia. Dan membuat dia semakin yakin untuk tetap mempertahankan keluhannya.
Jika kita mendapatkan keluhan dari seseorang. Berikan dia semangat, berikan dia nasihat. Jika tak mampu memberi nasihat. Maka "diam" jauh lebih bermanfaat.

Berhati-hatilah dalam berucap. Pastikan kita hanya akan memberikan si "pengeluh" dengan kata-kata positif yang bisa membangkitkan semangatnya kembali, yang bisa membuat dia tetap merasa "hidup". Yang membuat dia tidak menyerah dengan keluhannya, yang membuat dia kembali bersemangat untuk bangkit dan menjalani hidupnya kembali dengan semangat dan harapan baru.

Meskipun dia tidak mendapatkan solusi dari kita, maka saya yakin setelah dia bercerita bebannya akan berkurang. Jika tak mampu menjadi pemberi nasehat yang baik. Maka, jadilah pendengar yang baik.

Sabtu, 23 April 2016

Hidup itu Harus Punya Tujuan

Hidup itu harus punya tujuan. Kalau tidak punya tujuan, ya untuk apa kita hidup.
Kalo lempeng-lempeng aja kita itu manusia bukan kayu, bukan pula kereta api yang jalannya lurus terus.

Hidup itu harus punya tujuan. Agar kita bisa semangat menjalaninya. Berusaha dan bekerja mewujudkan mimpi dan cita-cita. Agar kita bisa memaksimalkan waktu kita di dunia dengan ibadah dan menebar kebaikan.

Hidup itu harus punya tujuan. Jangan ada kata jalani hidup itu apa adanya. Buat apa? Hidup apa adanya? Emang kita mau makan apa adanya cuma sama sambel doang? Padahal ada ayam ada ikan ada telor ada daging. Kenapa mesti apa adanya jika kita bisa mendapatkan sesuatu yang lebih jika kita mau berusaha?

Hidup itu harus punya tujuan. Jangan pake prinsip jalani hidup seperti air mengalir. Tahukan Anda air akan mengalir kemana? Ke tempat yang paling rendah. Tidak ada air yang mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Ya ibarat hidup, kalau kita mau meninggikan derajat ya hidup harus punya tujuan. Apa yang mau kita capai? Apa yang mau kita wujudkan, apa target pencapaian hidup, dan mau seperti apa hidup kita. Terus berjuang, berdoa, berusaha dan jangan menyerah.

Hidup itu harus punya tujuan. Karena hidup itu akan berakhir. Skripsi saja punya tujuan sebelum akhirnya bahas penutupan. Masa hidup kita enggak ada tujuan.
Kecuali kalo Anda menganggap hidup ini sinetron, yang tiada akhir dan terus bersambung kaya film india. #eh. Fokus fokus. 😊😁😀

Hidup itu harus punya tujuan. Agar terarah dan pasti apa yang akan kita lakukan. Sama seperti ketika kita mengendarai sebuah kendaraan. Kita harus memiliki tujuan kemana akan membawa kendaraan kita, jika tak punya tujuan. Apa yang akan kita lakukan? Mau terus berjalan-jalan dan berputar-putar gak jelas? Jika mau berhenti, berhenti dimana? Berhenti untuk jangka berapa lama? Untuk apa berhenti? Selanjutnya kita akan kemana? Mau sampai kapan terus menghamburkan dan menghabiskan waktu di jalnanan? Dan mengulur waktu untuk mendekati tujuan dan impian.

Sama seperti hidup, kalo kita tidak punya tujuan, mau apa hidup. Mau terus berputar-putar, bekerja, bekerja dan bekerja. Tapi hidup terasa tak bermakna? Mau berhenti? Berhenti dimana? Untuk apa? Mau sampe kapan? Mau ngabisin waktu hidup di dunia tanpa arti? Kita hanya hidup sekali dan tak akan mungkin kembali lagi. Jangan sia-siakan hidup hanya kita memegang prinsip jalani saja apa adanya, hidup itu harus mengalir seperti air. Rubah semua prinsip itu. Tentukan tujuan hidup hidup kita, mau seperti apa dan bagaimana? Mau jadi manusia bermanfaat atau dimanfaatkan? Mau jadi manusia penebar kebaikan atau yang sibuk dengan keluhan?

Ingatlah Rasul bersabda :" Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain". (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahih.
Maka persiapakn diri Anda sebaik mungkin. Susun rencana dan tujuan hidup anda dan pastikan hidup anda bermanfaat untuk orang lain dan untuk diri anda sendiri, agar hidup anda berarti dan ketika mati mendapatkan ridho illahi .

Jumat, 22 April 2016

Jago Teori atau Praktek?

Mugkin tak jarang dari kita yang berkata, ah mending jago praktek dari pada teori. Namun ada juga orang yang selalu kekeh menggunakan teori dalam setiap aksinya. Tapi tak jarang juga kita temui orang yang jago prakteknya juga jago teorinya.
Berarti, ada 3 tipe orang yang akan kita bahas disini. Selamat menyimak :

1. Orang yang Jago Teori

Biasanya orang ini adalah orang yang hidupnya terpaku pada teori. Dia selalu menjadikan teori sebagai landasannya dalam melakukan tindakan. Segala sesuatu yang dia temukan selalu dia kaitkan dengan teori yang dia temukan.

Meskipun kadang kala dia menemukan hambatan saat hendak melakukan pekerjaan atau melakukan sesuatu karena perbedaan paham atau perbedaan pola fikir. Dia masih saja bersi keras dengan teori yang dia dapatkan. Sehingga tak jarang dia terkesan ingin menang sendiri dan tidak mau mendengarkan orang lain. 

Biasanya tipikal orang seperti ini menolak mentah-mentah pengetahuan yang didapat dari pengalaman atau teori dari orang lapangan, karena dia memegang teguh prinsipnya pada teori.

2. Orang yang Jago Praktek

Orang yang seperti ini adalah orang yang senang langsung praktek dan menciptakan teorinya sendiri berdasarkan pengalaman yang dia lakukan dan dia alami.

Dia cenderung senang mencoba-coba tanpa lihat teori terlebih dahulu. Biasnaya banyak teori dan pengalaman baru yang dia dapatkan saat mencoba. Orang seperti ini biasanya tidak terlalu peduli dengan teori. Mereka terkesan tidak percaya dengan teori yang ada. Karena lebih mengedepankan teori versi sendiri dari pengalaman yang dia dapatkan.

Tipikal orang seperti ini biasanya selalu bersitegang dengan orang-orang yang jago teori. Si jago praktek selalu kekeh dengan teori yang di dapatnya berdasarkan pengalaman. Sementara si teori kekeh dengan teorinya yang dia dapat dari buku.

3. Jago Teori dan Jago Praktek

Tipe orang yang terakhir adalah tipe orang yang memadukan ke duanya. Dia jago teori juga jago praktek. Orang seperti ini biasanya orang yang dengan senang hati menerima masukan dari orang-orang yang jago teori atau yang jago praktek.

Dia tidak mudah mengambil keputusan atau mengambil suatu tindakan. Ketika dia tidak tau harus melakukan apa, biasanya dia mencari teori untuk mendukung pekerjaan atau yang akan dia lakukan. Setelah dirasa mendukung dia melakukan sesuai dengan teorinya yang ada. Namun ketika ternyata teori tidak sesuai dengan kenyataannya dia memadukannya langsung dengan praktek. Sehingga dia bisa menemukan teori baru dari hasil prakteknya itu.

Tipikal orang seperti ini tidak saklek menolah mentah-mentah pendapat dari si jago teori atau si jago praktek. Biasanya dia mencerna pendapat dari kedua orang tersebut. Mana yang sekiranya bisa dia terima dan dia terapkan dia lakukan. Dia mendalami teori, namun dia juga melakukan praktek dengan baik.

Diantara kedua pendapat tersebut mana yang lebih baik? 
Yang lebih baik adalah yang mampu menggabungkan keduanya. Yang bisa menerima pendapat dan mempraktekan keduanya. Setiap pilihan ada kekuarangan dan kelebihannya. Tapi kekurangan bisa diminimalisir dan kelebihan bisa di tingkatkan.
Lets try to be better

Kamis, 21 April 2016

Si Positif dan si Negatif

Banyak orang yang beranggapan, saya miskin karena sudah suratan takdir. Dia sukses karena takdirnya begitu. Saya seperti ini memang sudah takdir. Mau bagaimana lagi. Namanya juga hidup jalani sajalah takdir yang ada.

Saya tekankan disini, ini sungguh persepsi yang salah. Ketika anda berfikir orang lain sukses karena takdir, atau orang lain kaya karena sudah takdir. Itu SALAH besar. Itu bukan takdir, tapi itu PILIHAN. Mereka yang memilih untuk sukses. Mereka melakukan berbagai usaha ketimbang berptus asa. Mereka memilih menentukan nasibnya sendiri dari pada pasrah dengan keadaan.

Yang membedakan itu semua adalah pola fikir. Bagaimana pola fikir positif dan negatif. Orang yang sukses, orang yang bisa meraih mimpi besarnya, adalah orang yang mampu memakai fikirannya dengan positif. Sementara orang yang berputus asa selalu memakai fikiran negatifnya. Mau tau seperti apa perbedaan si positif dan si negatif. Yuk kita simak:

Positif
Memandang masalah sebagai suatu kejadian untuk memberikan pelajaran
Negatif
Memandang masalah sebagai satu bencana yang tiada hentinya

Positif
Fokus mencari solusi saat masalah datang menimpa
Negatif
Fokus pada masalah dan tidak mau mencari solusi

Positif
Sibuk memperbaiki diri dan menata hati
Negatif
Sibuk mencela dan mengkritik orang lain

Positif
Sibuk mensyukuri apa yang Allah beri
Negatif
Sibuk mengeluh dan tidak mensyukuri apa yang Allah beri

Positif
Sibuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi diri
Negatif
Menjalani hidup apa adanya dan tidak ingin berubah

Positif
Berprasangka baik pada takdir Allah
Negatif
Berprasangka buruk terhadap takdir Allah

Positif
Mudah memaafkan dan tidak menahan amarah
Negatif
Memendam rasa benci dan memendam amarah juga dendam

Positif
Mampu memanfaatkan waktu dengan baik dan mengisi waktu luang dengan hal-hal baik
Negatif
Mengisi waktu luang dengan hal yang tidak bermanfaat.Menghamburkan waktu untuk hal-hal negatif.

Positif
Ketika marah, mampu mengendalikan diri, diam dan tidak berkata-kata kasar
Negatif
Ketika marah, emosinya meluap-luap dan mengeluarkan kata-kata kasar

Positif
Menerima kritikan dan melakukan perubahan
Negatif
Menolak kritikan dan menolak perubahan

Positif
Tutur katanya lembut dan menenangkan
Negatif
Tutur katanya kasar dan membuat tersinggung

Positif
Sibuk mewujudkan mimpi dan cita-cita
Negatif
Sibuk berangan-angan tanpa wujud nyata

Positif
Memiliki tujuan hidup yang jelas
Negatif
Tidak memiliki tujuan dan memiliki prinsip jalani hidup apa adanya

Positif
Lebih banyak memberi dan menerima
Negatif
Lebih banyak meminta dan menuntut.

Jadi, Anda masuk ke dalam golongan yang mana? Jika Anda ingin merubah nasib Anda, maka rubahlah pola fikir Anda. Anda yang menentukan. Anda ingin menjadi seperti apa dan bagaimana. Mau menjadi baik? Apa menjadi buruk?
It is about your choise not a fate

Rabu, 20 April 2016

Jadilah pribadi yang Positif

Jadilah pribadi yang positif yang mampu memandang masalah dari sisi positif nya. Yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari ujian dan masalah yang datang.

Jadilah pribadi positif, yang tidak mudah membenci ketika di hina dan dicaci, yang tidak mudah marah ketika dirundung masalah. Yang tidak mudah murka ketika dirundung duka. Yang tidak mudah berprasangka buruk saat kondisi sedang terupuruk.

Jadilah pribadi positif seperti nabi Muhammad. Karena beliau adalah manusia paling baik yang pernah ada dimuka bumi. Beliau lah sosok dan pribadi positif yang wajib menjadi panutan kita semua.

Beliau selalu menerapkan bagaimana memandang masalah, menghadapi ujian dan memilih dengan menggunakan pikiran yang positif. Saat beliau menghadapi masalah dan ujian yang Allah beri, beliau selalu mengambil hikmah dan menerimanya dengan penuh keikhlasan. Saat beliau di uji, beliau selalu yakin, bahwa ujian yang Allah beri adalah bentuk cinta dan kasih sayang yang telah Allah beri.

Beliau juga adalah sosok penyayang dan juga pemaaf. Beliau begitu menyayangi keluarga, sahabat bahkan orang yang pernah jahat sekalipun. Mungkin kalian pernah mendengar bagaimana nabi Muhammad memberi makan kepada seorang buta yang setiap harinya selalu menjelek-jelekkan nabi Muhammad dan selalu menghinanya. Tapi dengan kesabaran, beliau tetap berbaik hati dan tetap bersabar menghadapi orang ini.

Bahkan orang yang selalu menghina menghujat dan melempari nabi Muhammad saat hendak pergi solat juga, Nabi Muhammad masih berbuat baik. Ketika dia sakit, nabi Muhammad adalah orang yang pertama yang datang menengoknya. Disaat yang lain tidak peduli.

"Tapi mana mungkin kita bisa seperti nabi Muhammad, nabi Muhammad itu manusia sempurna, sementara kita adalah manusia biasa. Mana mungkin kita bisa sabar seperti beliau?"  bisa. Insha Allah kita bisa. Mungkin kita memang tidak bisa seperti nabi Muhammad. Tapi kita pasti bisa menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Kita bisa menjadi pribadi yang lebi sabar. Pribadi yang lebih tenang, pribadi yang senantiasa berfikir positif.

Jika kita bisa menjadi lebih baik, kenapa tak kita coba saja?

Selasa, 19 April 2016

Jangan Remehkan Mimpi

Kenapa kita meragukan mimpi orang lain, sementara dia yakin, dia bisa menggapainya.
Kenapa kita melarang orang lain bermimpi mengejar cita-citanya, sementara dia berjuang keras dan berusaha mewujudkannya.
Kenapa kita begitu sibuk mempermasalahkan mimpi orang lain, sementara dia bisa menyelesaikan masalahnya satu persatu.
Kenapa kita begitu sibuk mengatur mimpi orang lain. Sementara dia sibuk menata mimpinya
Kenapa kita mencibir mimpi orang lain, sementara bibirnya tak lelah berdoa agar mimpinya terwujud.
Kenapa kita mengecilkan mimpi besar orang lain, sementara dia berkeyakinan bahwa Allah itu maha besar.
Kenapa kita melarang orang lain bermimpi, sementara Allah berfirman " Bedoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu....."

Mimpi itu adalah anugrah yang Allah beri. semua orang memiliki mimpi dan cara mewujudkannya masing-masing. Mimpi itu datang dari hati setiap orang. Bukan karena mereka ingin dipuji lantas bermimpi. Bukan karena bosan dicaci lantas mereka bermimpi. Tapi mereka yang bermimpi yakin bahwa Allah itu maha besar dan maha memberi.

Lantas, kenapa kita begitu sibuk mempermasalahkan mimpi orang lain? Apakah kita iri? Atau jangan-jangan selama ini kita tidak punya mimpi?

Senin, 18 April 2016

"Penyalahgunaan" BPJS

Sebenarnya was-was ketika mau mengangkat tema ini. Karena khawatir menyinggung beberapa pihak. Tapi ini tidak bermaksud menyinggung atau mengkritik. Hanya sekedar sharing saja. Selamat menyimak. Baca sampai selesai yah.

Sejauh ini, banyak orang yang bisa merasakan manfaat dari BPJS. Karena memang sangat membantu. Namun sayang, tak jarang juga banyak orang yang "memanfaatkan" fasilitas ini. Tak jarang saya mendengar celetukan dari beberapa pasien ketika berobat mengatakan "mumpung BPJS nya aktif, saya mau berobat ah." salah seorang pasien datang dengan menyodorkan BPJS nya ke bagian pendaftaran.

Refleks saya bertanya "Apa keluhannya pak?", "Ehm.. Agak pilek dan mau minta vitamin aja." jawab pasien dengan penuh keraguan.
Saya sempat terdiam. Melihat gerak-gerik dan ekspresinya yang seakan ragu kalau dia memang benar-benar sakit.
Selang beberapa menit saya berfikir, dia kemudian berkata lagi "Mumpung saya kesini, ya sayang aja kalo BPJS nya gak dipake. Kan dibayar tiap bulan. Jadi saya pakai aja. Lumayan kan dapet vitamin juga." saya hanya bisa terdiam mendengar pernyataan bapak tadi.

Ada juga yang datang berobat bergerombol. Seperti biasa, saya bertanya "Siapa yang mau berobatnya bu?"
"Ini, si ade panas dari kemarin." ibunya menjawab singkat. Dan menyerahkan kartu BPJS nya. Tak lama dari itu, ayahnya juga menyerahkan kartu BPJS hendak berobat.
"Bapa juga sakit?" istrinya bertanya.
"Iya, sepertinya bapak agak batuk deh bu."

Agak! Saya garis bawahi disini AGAK. Berarti kasus ini sama dengan kasus pasien diatas. Dia sepertinya ragu kalo dia memang sakit. Masih banyak juga alasan-alasan yang kadang membuat saya hanya bisa menggelengkan kepala.  Dari sekian banyak yang berobat, alasannya hampir sama. Sayang BPJS nya sudah dibayar, masa tidak digunakan. Pegal dan linu tadi pagi. Bersin-bersin tadi malam, sedikit batuk, sudah berobat tapi tidak sembuh (padahal tepat kemarin dia berobat), hingga berobat dan ujung-ujungnya minta surat sakit! Ini yang lebih parah. Mereka hendak berobat dan ujungnya minta surat sakit.

Kadang miris mendengar alasan mereka. Memang itu hak pasien. Menggunakan BPJS kapan saja dan dengan alasan apapun. Saya hanya sedikit menyayangkan karena mereka begitu tergantung dengan obat. Mereka berkeyakinan bahwa obat adalah penyembuh mereka.

Yang disayangkan lagi, ada yang berpura-pura sakit agar tidak masuk kerja. Terus biar bisa mendapatkan vitamin. Itu hak. Kembali lagi saya katakan itu hak anda sebagai peserta BPJS. Tapi ingatlah, Rasulullah pernah bersabda " Jangan kalian pura-pura sakit sehingga benar-benar jatuh sakit." . Bahkan dalam sebuah buku yang pernah saya baca mengatakan bahwa "Jika Anda ingin sehat, perlakukan lah dirimu seperti orang sehat." Bahkan ketika sakitpun, jika memang ingin sembuh kita harus berkeyakinan dan memperlakukan diri kita seperti orang sehat.

Terus sekarang, kita tidak sakit dan berpura-pura menjadi orang sakit hanya untuk mendapatkan obat dan alasan sayang BPJS nya sudah dibayar. Perlu Anda ketahui, bahwa uang yang anda bayarkan bisa jadi sedekah silang. Bisa jadi uang yang anda bayarkan digunakan oleh pasien yang lebih membtuhkan. Contohnya untuk pasien yang operasi namun baru memakai BPJS. Jadi tidak ada kata rugi saat anda terus membayarkan uang untuk BPJS, karena uang yang anda bayar akan terus mengalir dan digunakan untuk mereka yang lebih membutuhkan. Anggap saja kita sedekah.

Untuk yang baru merasakan sedikit sakit, saya hanya ingin memberikan sugesti positif kepada anda. Jika memang anda baru pilek atau batuk cobalah untuk berfikir positif terlebih dahulu. Mungkin bisa jadi batuk atau pilek itu karena cuaca. Kalaupun memang masih pilek, coba banyak makan, coba banyak minum siapa tau kondisi tubuh kita sedang lelah. Yang perlu diingat. Tidak selamanya sakit harus di obat. Ada sakit yang bisa sembuh dengan sugesti, bahkan ada yang bisa sembuh dengan banyak istirahat.

"Itu hak saya dong, saya mau pake BPJS terserah saya. Saya yang bayar." iya. Saya tekankan lagi, itu adalah hak kalian hak anda sebagai peserta BPJS, bahkan kami sebagai tenaga kesehatan tidak akan mengalami kerugian hanya karena anda berobat setiap hari. Karena pasti akan diganti dengan peng-kleman yang kami serahkan kepada pihak BPJS.

Kami hanya menyayangkan jika anda selalu berfikir bahwa sakit sedikit atau rasa sakit itu harus selalu di obat. Kasihan ginjal dan hati anda yang harus mencerna berbagai macam zat kimia. Itu memang obat, tapi buatan manusia dan mengandung zat kimia, yang mungkin bisa juga menjadi racun. Bahkan jika berlebihan penggunaannya tetap saja tidak baik. Bayangkan jika dalam 1 bulan Anda harus mengkonsumsi banyak obat yang sebenarnya masih bisa ditangani tanpa obat. Mungkin efeknya tidak akan terlihat sekarang, tapi nanti. Bisa jadi ini investasi untuk masa tua nanti.

Terus jika berobat, bersabarlah. Tunggu obat bereaksi terlebih dahulu. Jangan terburu-buru, karena obat juga harus bereaksi dan memiliki proses. Saya suka sedih melihat orang yang tidak sabar saat berobat. Dia memutuskan untuk kembali berobat keesokan harinya, padahal baru sore kemarin berobat. Dia beralasan bahwa obatnya belum bereaksi dan tidak ada efeknya. Ketahuilah, obat juga memiliki perjalnan dan harus berproses.

Kuatkan sugesti anda, yakinkah diri Anda, bahwa ketika anda berobat itu adalah sebagai wujud ikhtiar anda untuk sembuh, jikapun anda sembuh bukan karena obat atau dokter. Tapi karena pertologan Allah semata. Selanjutnya,mari kita gunakan fasilitas BPJS dengan bijak. Kalaupun kita terus membayar dan tidak pernah menggunakan BPJS, anggap saja apa yang kita bayarkan sebagai sedekah untuk saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan.
Tetap positif, tetap semangat 😊☺

Minggu, 17 April 2016

Ketika Diri Sendiri Menjadi Musuh yang Nyata

Tak mudah melawan rasa egois yang ada pada diri sendiri. Aristoteles berkata "persoalan saya menghadapi diri sendiri melebihi beratnya persoalan saya menghadapi mahluk apa pun", karena  Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri.

Tak jarang kita juga takut. Takut pada diri sendiri. Kita menakutkan sesuatu yang sebenarnya kita ciptakan sendiri rasa takut itu. Kita merasa lemah, payah dan tak berdaya hanya karena kita sendiri yang meyakininya bahwa kita memang seperti itu.

Kadang begitu mudah kita memberikan saran kepada orang lain, tapi begitu sulit memberikan saran untuk diri sendiri.

Kadang kita terlihat begitu bijak kepada orang lain, tapi tidak bisa bijak menghadapi diri sendiri.

Kita begitu mudah memberikan solusi untuk masalah orang lain, tapi begitu sulit memberikan solusi untuk masalah sendiri.

Kita begitu mudah mengatakan kepada orang lain untuk bersabar, tapi kita sendiri tak mampu melakukannya.

Kita menempuk bahu orang lain dan mengatakan ayo bangkit. Padahal kita juga sebenarnya rapuh dan ingin menyerah.

Kita berkata kepada mereka untuk tetap yakin, padahal kita sendiri yang paliing ragu.

Kita berkata kepada orang lain jangan pernah membenci, tapi kadang kita munafik karena kita juga mebenci. Bahkan membenci diri sendiri.

Kita berkata kepada orang lain untuk tetap tenang saat menghadapi masalah, padahal kita sendiri tak karuan saat masalah itu datang.

Kita berkata kepada orang lain, tersenyumlah saat masalah itu datang. Padahal kita menangis tersedu menghadapi masalah yang datang.

Kita berkata kepada orang lain. Berdoalah kepada Allah, dan bertawakal agar Allah menolong kita, padahal saat berdoa kita begitu serakah. Kita begitu memaksa menuntut Allah bahkan tak jarang kita tidak bisa menerima semua takdir Allah.

Kita berkata kepada orang lain tetap bersemangat menghadapi masalah. Padahal kita sudah melambaikan tangan untuk menyerah.

Kenapa kita begitu egois. Egois kepada diri sendiri. Tak jarang kita bahkan tidak mau memaafkan diri sendiri. Kita terus menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi. Kita seolah tak mampu menerima semua kenyataan yang telah terjadi. Kita tidak mau berubah. Kita masih saja menyakini bahwa inilah aku. Inilah aku apa adanya. Berubah bukan untuk menjadi orang lain. Tapi berubah untuk menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya.

Berdamailah dengan diri sendiri. Maafkanlah dirimu. Terima semua kesalahan yang telah terjadi untuk diperbaiki. Karena kebahagian itu datang dari dalam hati. Dia akan datang ketika hati kita memang sudah siap dan bahagia menjadi diri sendiri.

Rabu, 13 April 2016

Seberapa Berat Masalah Kita?

Ada seorang pemuda yang melamun di depan danau. Wajahnya tertunduk lesu. Raut mukanya masam. Sepertinya masalah berat sedang Ia hadapi saat ini. Sang kakek yang melihat pemuda itu datang menghampiri dan bertanya "Ada masalah apa nak? Kamu nampak murung sekali?"

Pemuda itu menoleh dan menjawab dengan suara lirih "Aku ditinggal pergi oleh kekasihku. Dia memilih pergi bersama orang lain yang jauh lebih kaya dari padaku. Padahal aku sudah sangat menyayanginya. Tapi kenapa dia dengan mudah meninggalku begitu saja. Sekarang hidupku terasa begitu hampa. Aku merasa tidak berarti apa-apa. Aku kecewa. Aku merasa hidupku tidak lagi berguna dan berarti." kepalanya semakin tertunduk seolah menahan tangis.

Sang kakek tertawa tipis dan  menepuk pundak sang pemuda dan mengajaknya berkeliling. "Kemari nak, kamu lihat anak kecil yang sedang berjualan es itu?" kakek menunjuk ke arah anak laki-laki yang sedang berjualan es di taman.

Pemuda itu hanya mengangguk memastikan bahwa dia melihat apa yang kakek itu tunjukkan. Sang kakek malanjutkan ceritanya.
"kamu tau, satu bulan lalu dia ditinggal pergi ayahnya. Karena ayahnya meninggal tertabrak mobil saat hendak menyebrang. Kemudian 1 minggu kemudian ibunya juga meninggal karena sakit keras. Usianya masih 15 tahun. Tapi dia begitu tegar."

"Dia tinggal bersama siapa saat ini?" pemuda itu membuka suara dan bertanya kepada kakek.

"Dia tinggal bersama sang nenek dirumahnya." jawab sang kakek

"Terus, maksud kakek apa? Mengajakku kemari. Aku tadi bercerita aku kehilangan kekasihku. Kenapa kakek malah mengajakku kemari dan menyuruhku melihat anak itu?" tanya pemuda itu penasaran.

Kakek hanya tertawa kecil dan melanjutkan ceritanya "Rupanya kamu belum mengerti anak muda. Kamu tadi bilang, kalau hidupmu terasa hampa dan tidak berarti saat kamu ditinggal oleh kekasihmu? Kamu bilang kamu kecewa dan saat ini kamu seperti tidak memiliki gairah untuk hidup?". Pemuda itu mengagguk membenarkan perkataan sang kakek.

"Lantas bagaimana dengan anak kecil itu. Dia ditinggal pergi oleh ayah dan ibunya. Untuk selamanya. Ayah dan ibu. Bukan kekasih! Tapi orang tua mereka. Sementara kamu ditinggal kekasih saja kamu mengatakan bahwa hidupmu tak berarti apa-apa dan terasa hampa? Nak, dia masih menjadi kekasihmu belum istrimu. Beruntung kamu ditinggalkan olehnya saat kamu masih pacaran." kakek menjelaskan kembali penjelasannya.

Sang pemuda memotong penjelasan kakek "Dia masih kecil, tentunya dia belum mengerti apa itu cinta dan apa itu patah hati. Lagian dia juga tinggal bersama neneknya. Sudah pasti ada yang memperhatikan dia."

"Kamu salah anak muda. Justru anak itu lebih paham apa itu arti cinta. Dia mendapatkan cinta yang begitu tulus dari kedua orang tuanya. Bukan kah setiap manusia mengenal cinta pertama kali dari ibu dan bapaknya? Dia mengikhlaskan orangtuanya yang sudah pergi. Karena dia tahu , bahwa apa yang dia miliki akan kembali kepada Allah. Dia tahu betul bahwa Allah jauh lebih menyayangi kedua orang tuanya dibandingkan dengan dia. Dia tahu betul bahwa ini adalah yang terbaik untuknya, meskipun sulit Ia terima. Dan kamu bilang dia ada yang memperhatikan? Kamu salah besar. Nenek yang tinggal bersamanya adalah seorang nenek yang lumpuh dan juga buta. Apa yang bisa nenek itu lakukan? Tidak ada. Nenek itu hidup dengan "bantuan" dari sang cucu. Apa anak itu menyerah? Tidak! Justru masalah dan ujian yang ia hadapi saat ini membuatnya kuat dan hebat. Ia menjadi seorang anak dengan pemikiran dewasa. Bahkan dia bekerja untuk menghidupi dia dan neneknya. Apa dia tidak sekolah? Dia sekolah, bahkan prestasinya luar biasa. Dia mendapatkan beasiswa. tak cukup disana, dia juga menjadi seorang guru les matematika untuk anak-anak jalanan.
Nak, terkadang masalah itu datang untuk mendewasakan seseorang. Kita terlalu sibuk mendramatisir masalah. Terkadang masalah juga datang memaksa kita untuk berubah menjadi jauh lebih baik.
Tanpa kita sadari, Kita terlalu sibuk meratapinya. Seolah masalah kita adalah masalah yang sangat berat. Kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling menderita di dunia ini. Kita lupa, bahwa diluaran sana, masih banyak orang yang jauh memikul beban dan masalah yang jauh lebih berat dari kita. Namun mereka masih tetap bisa bangkit dan tidak menyerah akan ujian yang diberikan. Karena mereka selalu yakin, bahwa setiap masalah selalu menyimpan sebuah kisah dan selalu ada jalan keluarnya."

Sang kakek kembali menambahkan penjelasannya "Semua kisah dan masalah yang kita jalani selalu menawarkan pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil. Ibu anak itu sakit keras sejak 3 tahun lalu, dan bapaknya harus bekerja banting tulang untuk mengobati sang ibu. Dan yang terakhir sang bapak juga jatuh sakit karena dia jatuh hingga tangan kirinya patah. Namun mereka tidak pernah menyerah dengan keadaan. Ada hikmah dibalik kejadian ini, Allah lebih dulu mengambil sang bapak, karena Allah begitu sayang kepada beliau dan membiarkan beliau istirahat bersamanya di surga. Kemudian sang ibu menyusul, karena Allah tau, bahwa anak itu mungkin belum siap untuk bekerja keras dan banting tulang mengobati sang ibu. Cobaan ini memang sakit. Tapi Allah jauh lebih tau mana yang terbaik. Anak itu sekarang ikhlas merelakan mereka pergi. Karena dia tau bahwa Allah menyayangi kedua orang tuanya dibandingkan dengan dia.
Jangan pernah merasa bahwa masalah kita adalah masalah yang sangat berat. Karena bisa jadi, di luaran sana, banyak orang yang memiliki masalah yang jauh lebih berat dari pada kita. Dan menertawakan kita karena kita meratapi masalah yang kita hadapi dengan penuh keluhan dan putus asa."

Tetesan air matannya menetes membasahi pipi sang pemuda. Sejak saat itu dia seolah mendapatkan suntikan semangat kembali untuk menjalani hidupnya dengan penuh semangat.
Dia memeluk erat sang kakek.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita di atas 😊😀

Selasa, 12 April 2016

Kapan doaku Dikabulkan?

Adik: Kapan doaku dikabulkan? Aku sudah berdoa siang malam. Disetiap solat bahkan dalam setiap sujud aku sengaja berdoa lama-lama. Agar doaku tersampaikan. Tapi kenapa doaku belum jua terkabul?

Kakak: Begini dek, doa belum dikabulkan itu banyak penyebabnya. Dan asal kamu tau Allah itu maha mendengar dan maha memberi. Maka, kamu tidak usah khawatir jika doamu belum juga terkabul. Karena yang harus kamu ingat. Janji Allah itu pasti.

A: Tapi sampai kapan? Aku sudah lelah, rasanya aku ingin menyerah saja.

K : Istighfar dek. Istighfar. Saat ini kamu sedang di uji.
Dengarkan kaka baik-baik. Ketika kamu makan, ada seorang pengamen yang hendak menyanyikan lagu. Kemudian dia bernyanyi dengan suara cempreng dan kasar, nadanya tidak karuan. Trus, setelah habis lagu dia meminta uang bayarannya dengan penuh paksaan. Apa kamu mau membayar dia? Atau mendengarkan dia menyanyi kembali.

A: Tentu tidak. Siapa yang mau mendengarkan suara yang cempreng, nada berantakan tak karuan seperti itu. Tanpa di paksa pun aku pasti akan membayarnya agar dia segera pergi.

K :Oke, sekarang aku bertanya lagi. Jika ada pengamen yang kedua datang. Dia bernyanyi dengan suara lembut, nada yang sesuai. Irama musik yang indah. Dan menyanyikan lagu dengan santai. Apa kamu senang?

A: Ya, tentu aku sangat senang

K: Apa kamu akan membayarnya langsung hingga dia pergi setelah kamu memberinya uang?

A :Tidak, aku akan membiarkan diam menghabiskan lagunya. Kemudian baru aku beri uang.

K: Apakah uang yang akan kau beri lebih banyak dari pada pengamen yang pertama?

A: Tentu saja, aku akan memberikan dia uang yang lebih banyak. Karena kalau suaranya bagus, bayaran mahalpun tidak jadi masalah.

K: Seandainya, dia bernyanyi kembali. Apakah kamu akan terus mendengarkannya? Dan akan membayarnya lebih banyak?

A: Sudah pasti. Aku akan mendengarkannya dengan baik. Bahkan aku akan memberikannya tantangan untuk menyanyikan lagu yang aku suka dan aku akan memberinya uang yang jauh lebih banyak jika dia berhasil menyanyikan lagu yang aku suka.

K: Itulah semua jawaban mu selama ini. Pengamen tadi ibarat kita sedang berdoa. Ketika kita berdoa dengan nada kasar dan seolah memaksa. Mungkin saja Allah akan langsung mengabulkannya. Karena Dia tidak senang saat mendengar kamu berdoa dengan terburu-buru, kasar dan tidak beraturan.
Berbeda halnya ketika kita mendengarkan seorang yang penuh kelembutan menyampaikannya kepada Allah. Dia berdoa dengan penuh kesabaran dan tulus dari hati. Sehingga Allah begitu menikmati setiap lantunan doa yang dia panjatkan. Maka mudah bagi Allah memberinya lebih dari apa yang dia inginkan. Tadi kamu berkata, bahwa aku akan memberikan dia bayaran yang lebih jika dia mampu menyelesaikan tantangan yang aku berikan. Pun sama dengan Allah, dia akan memberikan ujian dan tantangan kepada hambanya yang Dia cintai, untuk memberikan dia penghargaan lebih.
Ketika sang hamba memenuhi ujian dan tantangan itu dengan baik, maka Allah tentunya akan memberikan sesuatu yang lebih dari yang dia pinta.
Alunan doa itu seperti mengayuh sepeda. Jika kamu ingin sampai ditempat yang lebih tinggi dan lebih indah, maka kamu harus mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga dan terus menerus. Tetesan keringat dan tenaga sudah pasti harus kita gunakan semaksimal mungkin untuk menuju tempat yang kita inginkan. Hingga akhirnya kita sampai ke tempat tujuan dan menikmatinya.
Namun ketika kau mengayuh sepedah perlahan dan sudah mulai bosan dan menghentikan laju sepedamu.  Maka kau akan berhenti ditempat yang sebenarnya bukan tujuannmu. Jadi, jangan pernah menyerah untuk terus berdoa. Karena setiap doa yang kau panjatkan akan selalu tersampaikan kepada Allah.

“Tidak hentinya doa seorang hamba akan dikabulkan, selama bukan doa yang mengandung maksiat atau memutus silaturahim, dan doa yang tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud tergesa-gesa dalam berdoa?’ Beliau menjawab, ‘Orang itu mengatakan, ‘Saya telah berdoa …, saya telah berdoa…, namun saya merasa belum pernah dikabulkan.’ Kemudian, dia putus asa dan meninggalkan doanya.” (H.R. Muslim)

Bersabarlah dek, jangan pernah lelah untuk berdoa. Karena tidak ada yang sia-sia. Ingatlah firman Allah yang mengatakan "Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat kebaikan." (At-Taubah:120)

Maka janji Allah itu pasti. Ketika doamu belum terkabul, mungkin saja Allah senang dengan suaramu yang lembut dan penuh harap kepada Allah.

Berprasangka baiklah kepada Allah. Ketika nanti saatnya kau sudah menyelesaikan "lagumu" dengan baik, pastilah Allah akan memberikan yang lebih dari pada apa yang kamu pinta.

A: terimakasih kak. Terimakasih. Astagfirullahaladzim...

Rabu, 06 April 2016

Sabar, ikhlas dan tawakal

Ketika ada seseorang yang bertanya seperti ini:
"Sebenarnya ingin menangis. Ingin menyerah, rasanya ingin menyudahi ini semua. Tapi itu percuma. Semua sia-sia ketika semua hanya ditangisi. Apalagi hanya disesali. Karena semua sudah terjadi."
Apakah Ketika marah, ketika emosi mulai meluap-luap masalah akan selesai begitu saja? Tidak!!
Masalah tidak akan pernah selesai hanya dengan sekedar emosi dan tangisan. Bahkan itu semua hanya akan memperburuk keadaan.
Apa yang harus dilakukan saat berada di titik terendah dan di dalam kondisi terburuk sekalipun?
Husnudzon, berfikir positif. Tetap tenang, sabar dan tawakal. Itu yang harus dilakukan.
Karena ketika mampu berfikir positif dan berhusnudzon, otak dengan otomatis akan memberikan sinyal-sinyal positif ke hati untuk tetap tenang untuk mencerna dan melihat masalah / ujian dari segi positif, dari segi berbeda untuk bisa mengambil hikmahnya. Untuk tetap fokus dan mencari jalan keluar. Sehingga masalah akan bisa terselesaikan satu-persatu.
Itu semua juga harus dibarengi dengan sabar. Kenapa sabar? Karena dengan sabar kita tidak akan mudah mengambil keputusan dengan emosi, dan akan membuat kita semakin tenang menghadapi apapun yang terjadi dan membuat kita untuk tidak mudah menyerah.
Kenapa harus tawakal? karena kita harus sadar bahwa pada akhirnya semua terjadi atas ijin Allah dan akan kembali pada Allah. Itulah puncak dari usaha yang sudah kita lakukan. Setelah berusaha dengan semaksimal mungkin dan bersungguh-sungguh, Maka kita harus menyerahkan semuanya kepada Allah agar Allah menolong kita, dan agar kita dicintai oleh Allah.
Dalam QS. Āli ‘Imrān/3:159, Allah berfirman, yang artinya:
‎“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai ‎orang yang bertawakal. "

Selasa, 05 April 2016

Pelajaran dibalik Film Kung-Fu Panda-3

Adalah yang sudah/pernah nonton kung-fu panda 3 disini? Kalo udah pasti nanti kalian bakalan tau apa yang saya bahas disini. Kalo yang belum tau, kalem aja saya gak akan ngebahas atau review isi film nya ko. Terus apa yang mau dibahas dong? Mau tau? Oke, scroll terus sampai selesai.

Dalam film itu, Po (sang panda) ditugaskan oleh shifu (guru) untuk mengalahkan jendral kai. Musuh baru yang akan dia hadapi kali ini. Caranya adalah dengan menguasai chi. Maka dia bisa mengalahkan Kai. Karena kekuatan kai luar biasa. Bahkan dia bisa mengambil chi pada musuhnya. Makanya sang shifu meminta Po untuk mengajarkan kungfu kepada 5 pendekar lain. Karena hanya dia yang bisa mengalahkan sang jendral. Karena dialah sang pendekar naga.

Alih-alih bisa mengajarkan kungfu, dia malah mengacaukan suasana. Bahkan semua menjadi berantakan. dia tidak mengerti apa yang harus dia ajarkan kepada teman-temannya. Sebagian dari mereka terluka karena kesalahan yang dilakukannya saat mengajari kungfu. Hingga akhirnya dia berbicara kepada shifu bahwa dia tidak sanggup lagi mengajari teman-temannya kungfu.

Dengan bijak, shifu hanya berkata :" Jika kamu hanya selalu melakukan hal-hal yang kamu bisa, kamu tidak akan bisa melebihi dirimu yg sekarang".
Po:" Aku tidak ingin lebih dari diriku. Aku hanya mencintai diriku." Po mulai frustasi karena dia ternyata tidak bisa seperti sang shifu ataupun oogway (guru yang sekarang sudah menjadi giok karena ulah Kai.
Shifu :" Kamu tidak mengetahui siapa dirimu sebanarnya. Aku tak akan berusaha merubah dirimu seperti diriku. Aku hanya ingin kau berubah seperti dirimu sendiri (dragon warior)."

Itulah sepenggal dialog antara Po dan Shifu yang menarik buat saya. Ketika dia diberi beban untuk mengalahkan musuh yang besar dan kuat, dia diharuskan untuk mengajari kungfu. Tapi dia menolak karena tidak bisa. Dia tidak bisa seperti guru-gurunya yang bisa mengajarinya kungfu. Tapi sang guru dengan bijak mengatakan bahwa dia tidak akan pernah bisa melebihi dirinya jika hanya melakukan hal yang sama.
Dia juga tidak pernah memaksa Po menjadi seperti dirinya. Dia hanya ingin Po menjadi dirinya sendiri. Karena dia yakin, bahwa dia bisa melebihi kemampuan dirinya. Dan menemukan kekuatan tersembunyi sebagai dragon warior.

Pada dasarnya kita terlalu takut, terlalu takut untuk melakukan hal yang berbeda. Kita terlalu nyaman berada pada zona nyaman, dan cenderung tidak ingin berubah karena rasa takut tidak bisa menerima perubahan yang terjadi. Kita terlalu terfokus pada kebiasaan kita yang selalu dilakukan. Kita terkadang menginginkan hasil yang lebih, tapi kita hanya melakukan hal yang sama. Dan itu percuma. Orang dulu mengatakan "hanya orang yang bodoh yang mengingnkan hasil yang berbeda dengan melakukan hal yang sama"

Sebenarnya, kita bisa melewati batas diri kita. Kita bisa melebihi kemampuan kita jika mau berusaha semaksimal mungkin. Dan menemukan potensi yang sudah Allah beri. Karena kemampuan otak dan pikiran manusia itu tidak terbatas. Buktinya seperti thomas Alfa edison, mozart, alexander graham bell. Mereka adalah salah satu contoh seseorang yang mampu melebihi kemampuannya. Dan menemukan kelebihan mereka yang tersembunyi. Mereka bisa melakukan dan melahirkan karya di luar dugaan, di luar ekspektasi banyak orang.

Mungkin saja perubahan akan datang ketika keadaan memaksa. Tapi, jika menungu keadaan untuk merubah kita, itu akan lama terjadinya. Berbeda, ketika kita melakukan perubahan karena memang kita ingin berubah dan mengubah. Bahkan jika kita bertekad untuk memaksimalkan kemampuan kita.
Itu pasti bisa. Kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi dan keinginan kita yang mungkin saja dianggap mustahil oleh orang kebanyakan. Dengan berusaha, belajar semaksimal mungkin dan berdoa.

Sama seperti Po, ketika semua ragu dia bisa mengalahkan sang jendral, dia tidak menyerah. Dia menemukan siapa dirinya sebenarnya, dia berusaha semaksimal mungkin, meskipun sempat kalah saat melawan Kai, tapi dia tidak menyerah, dia mencari celah bagaimana caranya mengalahkan sang jendral. Hingga akhirnya dia menemukan cara dan menemukan jati dirinya sebagai pendekar naga.

See? Bisa kita lihat, bahwa kita bisa mengalahkan rasa takut dan mewujudkan keinginan kita ketika kita mampu berusaha menjadi lebih baik. Juga menemukan jati diri kita sebenarnya.
Yang perlu kita ingat, ketika kita berubah, jangan pernah ingin berubah menjadi orang lain. Tapi berubahlah untuk lebih baik dari diri kita sebelumnya.

Buat  yang belum nonton, mending nonton dulu deh biar bisa merasakan bagaimana Po bisa berubah dan mengalahkan sang jendral yang diatkuti banyak orang 😀😁😊

Senin, 04 April 2016

Belajar dari Masa Lalu, Hiduplah pada Masa Kini

Belajarlah dari Masa lalu, hiduplah pada masa kini dan rencanakan masa depan. Itu adalah salah satu tema yang ada dalam buku Dr. ibrahim Elfiky tentang "Tujuh Prinsip Berfikir Positif".
Ini menarik buat saya, karena ternyata salah satu prinsip untuk kita berpikir positif adalah dengan belajar dari masa lalu.

Mengapa kita harus belajar dari masa lalu, karena masa lalu bisa saja mengajarkan kita untuk mengambil pelajaran dan hikmah dalam setiap kisah yang sudah kita lewati. Dan tujuan akhirnya tergantung kita. Apakah kita akan menyesal dan terus meratap? Atau kita akan memantapkan hati untuk terus melangkah?

Terkadang, cerita dimasa lalu menghadirkan satu kisah atau satu pembelajaran kepada kita. Tidak usah terfokus dengan masalah yang terjadi di masa lalu. Tapi fokuslah untuk mengambil hikmah agar kejadian dimasa lalu tidak terulang lagi dimasa kini. Meskipun mungkin dulu, di masa lalu kita sempat mengalami kegagalan. Tapi sejatinya kegagalan itu tidak ada. Yang ada hanya dampak dan akibat. Tanyakan selalu pada diri kita, apa hikmah yang bisa diambil dari kejadian di masa lalu?. Maka jika ingin terlepas dari masa lalu, yang harus diperhatikan adalah perhatikanlah perilaku kita dan perbaiki. Kemudian susun rencana baru yang lebih baik dan lakukan dengan konsisten.

Untuk masa kini, hadapilah dengan segenap pikiran positif. Hadapilah dengan penuh rasa cinta kepada Allah. Bisa jadi ini adalah perjalanan terakhir kita. Jangan sampai kita terlena menunggu masa depan yang belum datang. Dengan demikian kita akan merasakan hidup ini berjalan dengan normal dan stabil. Jalani hidup ini dengan penuh ketulusan untuk beribadah kepada Allah. Libatkan Allah dalam segala urusan.

Jadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup untuk menjadi lebih baik, jadikan masa kini sebagai jalan untuk menuju masa depan yang lebih indah

Minggu, 03 April 2016

Ketika Berbicara Masalah Jodoh

Tak bisa di prediksi memang. Kadang jodoh yg menurut kita baik belum tentu menurut Allah baik. Padahal dia adalah orang yang baik. Tapi ketika Allah berkata dia bukan lah yang terbaik untuk kita.
Maka sekuat apapun kita menggenggam tak akan pernah bisa kita miliki.

Meskipun kita berkilah bahwa saya adalah orang yang baik. Dia pun orang yang baik. Saya memiliki hobi dan kebiasaan yang sama bahkan wajah yang juga hampir sama. Tapi itu tidak bisa menjamin apakah dia akan menjadi jodoh kita atau bukan. Semua itu mutlak kehendak Allah. Jodoh memang cerminan diri kita. Tapi yang perlu kita ketahui, jodoh juga Allah yang mengatur. Yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Tetapi apa yang Allah beri sudah pasti itu yang terbaik.
"Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Ketika memilih jodoh, Jangan pernah mengedepankan nafsu atau hanya sekedar feeling ketika kita menetapkan hati untuk jodoh kita. Bisa jadi dia datang setiap hari dalam mimpi, setiap hari hanya dia yang ada dalam fikiran kita. Kemudian kita meyakini bahwa ini adalah petunjuk dari Allah bahwa dia benar-benar jodoh kita. Kita meyakini bahwa dia lah yang akan menjadi pendamping hidup kita. Ingatlah, satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa petunjuk yang Allah beri tidak selalu datang melalui mimpi. Tapi datang melalui ketetapan hati dan keyakinan kita kepada Allah, bahwa Allah sudah menetapkan dia untuk kita. Apa buktinya? Salah satunya kita yakin akan pilihan kita, kita yakin kepada dia, kita juga semakin mencintai Allah ketika kita mencintainya dan dia membawa kita pada kebaikan, bahkan melancarkan proses nya hingga menuju pernikahan.

"Saya sudah salat istikharah, dan ternyata yang datang dalam mimpi saya dia. Bukan kah itu juga pertanda dan petunjuk dari Allah?" Tidak selalu. Kadang tanpa kita sadari mimpi yang kita alami datang sebagai bentuk dari "Nafsu" karena kita ingin memilki dia dan menjadikan dia sebagai pilihan kita. Sehingga sebelum tidur yang ada dalam pikiran kita hanya dia, dia dan dia. Yang kemudian terekam jelas dalam otak dan pikiran kita, hingga terwujud dalam sebuah mimpi.
Mintalah kepada Allah agar hati kita selalu dibimbing untuk selalu tetap berada di jalan-Nya.

"Ibnu Umar r.a berkata "Seseorang benar-benar beristikharah kepada Allah Ta'ala, lalu Allah menjadikan baik pilihannya itu, kemudian dia kesal pada Rabb-nya. Namun, tidak berapa lama kemudian dia melihat bahwa kesudahan yang baik telah dipilihkan untuknya (oleh Allah)."

Sekarang tiba-tiba ada orang yang belum kita kenal betul. Tapi ternyata dia jodoh kita. Itu diluar kuasa kita. Bahkan yang tidak disangka-sangkapun bisa jadi dia adalah orang yang selama ini kita tunggu.
Karena bisa jadi diam-diam kita saling mendoakan untuk dipertemukan meskipun sebelumnya kita tak pernah bertemu.

Sejauh apapun kita menghindarinya. Sekuat apapun kita menolaknya. Ketika Allah berkata dia adalah jodohmu, maka kita akan tetap berjodoh. Bukankah Allah adalah pemilik hati manusia? Sungguh mudah bagi Allah membolak-balik hati. Yang tadinya kita tidak suka, tapi bisa jadi suka, yang tadinya suka bisa jadi tidak suka. Bahkan begitu mudah bagi Allah untuk mempersatukan 2 insan dalam satu ikatan halal. Meskipun beda negara, beda suku dan beda budaya.
Tidak ada yang mustahil buat Allah. Segala sesuatu yang Allah kehendakai akan terjadi tanpa bisa kita prediksi.

Bisa jadi juga ini ujian untuk kita. Ketika kita meyakini seseorang menjadi jodoh kita, namun akhirnya berpisah ditengah jalan. Percayalah bahwa ini adalah bentuk ujian dan hadiah dari Allah kepada kita. Apakah kita bisa melewatinya dan mengambil hikmah atau pelajaran dari kejadian ini? Atau kita akan terus terlalrut dalam kesedihan? Karena kenyataan tak sesuai dengan harapan?
"Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 21)

Ketahuilah Allah tidak akan pernah memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya.  Allah selalu memberikan yang terbaik untuk setiap hamba dengan cara-Nya. Sepahit apapun masalah, segetir apapun ujian yang kita dapatkan. Kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah. Karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya.