Jumat, 11 Maret 2016

Bersyukur untuk Bahagia

Ada orang yang kaya, apapun yang dia mau bisa dia gapai dan dia raih dengan mudah. Tidur di kasur empuk, rumah yang luas dan nyaman. Makanan yang enak. Mobil yang mewah. Tapi mereka tidak bahagia. Mereka merasa hampa dengan kehidupannya.

Ada yang cantik, dia bisa mendapatkan siapa saja yang dia mau. Bisa tampil dengan baju yang dia mau. Banyak yang menyukainya. Tapi kadang mereka selalu merasa kosong. Mereka bahagia namun hatinya terasa sengsara.

Ada yang pintar. Bahkan mereka jadi rebutan universitas ternama. Memiliki nilai IPK yang tinggi, kemampuan yang mumpuni. Dan banyak teman yang menemani. Namun hidupnya terasa tak berwarna, dia merasa hidupnya begitu monoton.

Apa ada yang ganteng. Dia di gandrungi oleh semua perempuan. Dengan mudah dia bisa gonta-ganti pasangan kapanpun ketika dia mau. Selalu jadi pusat perhatian. Apa yang dia pakai dan apa yang dia lakukan bahkan selalu menjadi tiruan. Namun ternyata dia tidak nyaman dengan apa yang dia dapatkan. Ada sesuatu yang aneh. Ada sesuatu yang tidak bisa ia nikmati dan diterima hatinya.

Lantas apakah salah jika kita kaya? Jika kita cantik? Ganteng atau pintar? Apakah kita tidak boleh seperti itu? Tentu saja boleh. Itu semua adalah pilihan kita. Kita yang memilih mau cantik , ganteng, pintar atau bahkan kaya. Tidak ada yang salah ketika kita memilih itu. Yang salah adalah ketika kita tidak mampu mensyukuri apa yang Allah beri. Kita mendapatkan apa yang kita miliki, namun kita lupa bagaimana caranya bersyukur.

Bisa jadi kita mendapatkan apa yang kita mau, namun hati kita masih saja tak menentu. Kebahagian yang diperlukan hati tak sebatas materi, kemampuan yang mumpuni atau paras yang menarik hati. Namun kebahagian yang diperlukan hati adalah kebahagian yang bisa membuat hati damai. Membuat hati tenang.

Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan kebahagian. Ada yang dengan cara berbagi, ada yang dengan cara menerima apa yang telah terjadi dan mensyukurinya. Mereka bisa melakukan cara-cara simple itu. Karena mereka tahu, bahwa kebahagian sejati tidak bisa didapat hanya dengan menghamburkan uang. Atau bersenang-sebang dan berhura-hura. Karena mereka yakin bahwa bahagia itu adalah pilihan. Maka dalam kondisi apapun dia bisa memilih untuk bahagia.

Mereka yang sadar seperti apa kebahagian sejati itu, pada akhirnya akan datang kembali kepada sumber kebahagian yang bisa memberikannya kebahagiaan sejati tanpa batas. Siapa lagi jika bukan Allah Ta'ala. Mereka akan kembali kepadaNya. Memohon ampunanNya dan mensyukuri apa yang telah diberikan kepadanya. Ketika hati mereka dan fikiran mereka telah dipenuhi rasa cinta kepada Allah. Maka buat mereka itu sudah cukup. Kalaupun mereka tumbuh menjadi pribadi yang kaya, cantik, ganteng ataupun pintar. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang bersahaja dan sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar