Rabu, 13 April 2016

Seberapa Berat Masalah Kita?

Ada seorang pemuda yang melamun di depan danau. Wajahnya tertunduk lesu. Raut mukanya masam. Sepertinya masalah berat sedang Ia hadapi saat ini. Sang kakek yang melihat pemuda itu datang menghampiri dan bertanya "Ada masalah apa nak? Kamu nampak murung sekali?"

Pemuda itu menoleh dan menjawab dengan suara lirih "Aku ditinggal pergi oleh kekasihku. Dia memilih pergi bersama orang lain yang jauh lebih kaya dari padaku. Padahal aku sudah sangat menyayanginya. Tapi kenapa dia dengan mudah meninggalku begitu saja. Sekarang hidupku terasa begitu hampa. Aku merasa tidak berarti apa-apa. Aku kecewa. Aku merasa hidupku tidak lagi berguna dan berarti." kepalanya semakin tertunduk seolah menahan tangis.

Sang kakek tertawa tipis dan  menepuk pundak sang pemuda dan mengajaknya berkeliling. "Kemari nak, kamu lihat anak kecil yang sedang berjualan es itu?" kakek menunjuk ke arah anak laki-laki yang sedang berjualan es di taman.

Pemuda itu hanya mengangguk memastikan bahwa dia melihat apa yang kakek itu tunjukkan. Sang kakek malanjutkan ceritanya.
"kamu tau, satu bulan lalu dia ditinggal pergi ayahnya. Karena ayahnya meninggal tertabrak mobil saat hendak menyebrang. Kemudian 1 minggu kemudian ibunya juga meninggal karena sakit keras. Usianya masih 15 tahun. Tapi dia begitu tegar."

"Dia tinggal bersama siapa saat ini?" pemuda itu membuka suara dan bertanya kepada kakek.

"Dia tinggal bersama sang nenek dirumahnya." jawab sang kakek

"Terus, maksud kakek apa? Mengajakku kemari. Aku tadi bercerita aku kehilangan kekasihku. Kenapa kakek malah mengajakku kemari dan menyuruhku melihat anak itu?" tanya pemuda itu penasaran.

Kakek hanya tertawa kecil dan melanjutkan ceritanya "Rupanya kamu belum mengerti anak muda. Kamu tadi bilang, kalau hidupmu terasa hampa dan tidak berarti saat kamu ditinggal oleh kekasihmu? Kamu bilang kamu kecewa dan saat ini kamu seperti tidak memiliki gairah untuk hidup?". Pemuda itu mengagguk membenarkan perkataan sang kakek.

"Lantas bagaimana dengan anak kecil itu. Dia ditinggal pergi oleh ayah dan ibunya. Untuk selamanya. Ayah dan ibu. Bukan kekasih! Tapi orang tua mereka. Sementara kamu ditinggal kekasih saja kamu mengatakan bahwa hidupmu tak berarti apa-apa dan terasa hampa? Nak, dia masih menjadi kekasihmu belum istrimu. Beruntung kamu ditinggalkan olehnya saat kamu masih pacaran." kakek menjelaskan kembali penjelasannya.

Sang pemuda memotong penjelasan kakek "Dia masih kecil, tentunya dia belum mengerti apa itu cinta dan apa itu patah hati. Lagian dia juga tinggal bersama neneknya. Sudah pasti ada yang memperhatikan dia."

"Kamu salah anak muda. Justru anak itu lebih paham apa itu arti cinta. Dia mendapatkan cinta yang begitu tulus dari kedua orang tuanya. Bukan kah setiap manusia mengenal cinta pertama kali dari ibu dan bapaknya? Dia mengikhlaskan orangtuanya yang sudah pergi. Karena dia tahu , bahwa apa yang dia miliki akan kembali kepada Allah. Dia tahu betul bahwa Allah jauh lebih menyayangi kedua orang tuanya dibandingkan dengan dia. Dia tahu betul bahwa ini adalah yang terbaik untuknya, meskipun sulit Ia terima. Dan kamu bilang dia ada yang memperhatikan? Kamu salah besar. Nenek yang tinggal bersamanya adalah seorang nenek yang lumpuh dan juga buta. Apa yang bisa nenek itu lakukan? Tidak ada. Nenek itu hidup dengan "bantuan" dari sang cucu. Apa anak itu menyerah? Tidak! Justru masalah dan ujian yang ia hadapi saat ini membuatnya kuat dan hebat. Ia menjadi seorang anak dengan pemikiran dewasa. Bahkan dia bekerja untuk menghidupi dia dan neneknya. Apa dia tidak sekolah? Dia sekolah, bahkan prestasinya luar biasa. Dia mendapatkan beasiswa. tak cukup disana, dia juga menjadi seorang guru les matematika untuk anak-anak jalanan.
Nak, terkadang masalah itu datang untuk mendewasakan seseorang. Kita terlalu sibuk mendramatisir masalah. Terkadang masalah juga datang memaksa kita untuk berubah menjadi jauh lebih baik.
Tanpa kita sadari, Kita terlalu sibuk meratapinya. Seolah masalah kita adalah masalah yang sangat berat. Kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling menderita di dunia ini. Kita lupa, bahwa diluaran sana, masih banyak orang yang jauh memikul beban dan masalah yang jauh lebih berat dari kita. Namun mereka masih tetap bisa bangkit dan tidak menyerah akan ujian yang diberikan. Karena mereka selalu yakin, bahwa setiap masalah selalu menyimpan sebuah kisah dan selalu ada jalan keluarnya."

Sang kakek kembali menambahkan penjelasannya "Semua kisah dan masalah yang kita jalani selalu menawarkan pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil. Ibu anak itu sakit keras sejak 3 tahun lalu, dan bapaknya harus bekerja banting tulang untuk mengobati sang ibu. Dan yang terakhir sang bapak juga jatuh sakit karena dia jatuh hingga tangan kirinya patah. Namun mereka tidak pernah menyerah dengan keadaan. Ada hikmah dibalik kejadian ini, Allah lebih dulu mengambil sang bapak, karena Allah begitu sayang kepada beliau dan membiarkan beliau istirahat bersamanya di surga. Kemudian sang ibu menyusul, karena Allah tau, bahwa anak itu mungkin belum siap untuk bekerja keras dan banting tulang mengobati sang ibu. Cobaan ini memang sakit. Tapi Allah jauh lebih tau mana yang terbaik. Anak itu sekarang ikhlas merelakan mereka pergi. Karena dia tau bahwa Allah menyayangi kedua orang tuanya dibandingkan dengan dia.
Jangan pernah merasa bahwa masalah kita adalah masalah yang sangat berat. Karena bisa jadi, di luaran sana, banyak orang yang memiliki masalah yang jauh lebih berat dari pada kita. Dan menertawakan kita karena kita meratapi masalah yang kita hadapi dengan penuh keluhan dan putus asa."

Tetesan air matannya menetes membasahi pipi sang pemuda. Sejak saat itu dia seolah mendapatkan suntikan semangat kembali untuk menjalani hidupnya dengan penuh semangat.
Dia memeluk erat sang kakek.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita di atas 😊😀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar