Jumat, 06 Februari 2015

Kemuliaan Pekerjaan (Part II)

Sepanjang perjalanan, pemuda ini terus mencari-cari usaha apa yang kiranya cocok untuk dia tekuni. Meskipun keinginannya kuat untuk menjadi seorang pebisnis, tapi hatinya seolah berontak. Karena dari dulu dia memang tidak mahir dalam berbisnis. Pernah saat dia duduk di bangku SMA dia mencoba bisnis dengan berjualan secara online tapi dia gagal, karena transaksi keuangan yang acak-acakan.

Jalanan sore itu macet. Mobil dan motor tidak bisa bergerak sama sekali. Terlihat di depan ada kerumunan orang yang berkumpul di tengah jalan. Rupanya ada kecelakaan antar pengendara motor. Melihat jalanan yang semakin macet, datanglah beberapa polisi yang dengan sigap menertibkan perjalanan. Meskipun lama, tapi para polisi itu dengan cepat mengatasi kemacetan dan kecelakaan sehingga jalanan yang tadinya macet bisa dilalui dengan lancar.

Hati si pemuda ini semakin bercampur aduk. Kini dia mulai tertarik dengan profesi polisi. Memang saat kecil cita-citanya adalah menjadi seorang polisi. Dengan menjadi seorang polisi dia bisa menertibkan jalanan yang macet, dia bisa menangkap pencuri dan dia bisa menjadi pahlawan untuk keluarga dan masyarakat. Ya dia kembali merubah haluannya untuk menjadi seorang polisi.

Suatu hari, saat dia dan keluarganya berlibur dan menginap di hotel. Saat itu, Dia kembali merubah cita-citanya untuk menjadi seorang pejabat. Dia melihat bahwa pejabat itu begitu terhormat. Saat pergi dia dikawal oleh mobil polisi sehingga perjalanannya aman dan lancar. Setiap pergi kemanapun dia selalu didampingi oleh ajudannya, sehingga dengan mudah dia bisa menunjuk tanpa harus menunggu lama. Ruangan hotel dan makanan pun sudah dipastikan merupakan ruangan dan makanan yang terbaik yang disediakan hotel. Dalam hatinya dia berkata, ternyata menjadi pejabat itu enak, dihormati masyarakat, banyak uang dan tentunya akan terasa aman karena mendapatkan perlindungan dari ajudannya.

Kini dia semakin dibuat kebingungan. Setiap profesi yang dia temui dia ingin seperti mereka. Dia ingin menjadi orang kaya, dia ingin menolong orang lain, dia ingin dipandang terhormat oleh masyarakat, tapi di sisi lain dia juga ingin bersedekah sebanyak-banyaknya.

"Ayah, jurusan apa yang harus aku pilih saat kuliah nanti?" tanya pemuda itu kepada ayahnya.

"Pilihlah jurusan yang kau sukai" jawab sang ayah

"Aku tidak bisa memilih ayah, aku bingung apa yang harus aku pilih nanti. Aku ingin memilih jurusan kuliah yang bisa menjamin pekerjaanku saat aku lulus nanti."

"Memang apa yang kamu cita-citakan?"

"Aku mau pekerjaan yang bisa menghasilkan banyak uang, menolong sesama dan dihormati."

"Kenapa kamu ingin seperti itu?"

"Karena dengan begitu hidup aku bisa terhormat ayah. Dengan kaya raya aku bisa menolong banyak orang, dan dengan banyak uang aku bisa dihormati. Dan hidupku di dunia bisa mulia."

"Kamu salah besar nak, Kemuliaan orang yang bekerja terletak pada kontribusinya bagi kemudahan orang lain yang mendapat jasa atau tenaganya. “Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim). Jadi apapun pekerjaanmu kelak. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh karena Allah yang tentunya memdatangkan manfaat untuk kita semua. Carilah pekerjaan yang mampu mebuatmu semakin dekat dengan Allah bukan malah semakin jauh.  Bahkan seorang penyapu jalan aja jauh lebih baik ketimbang seorang pejabat. Jika dengan pekerjaannya dia semakin bertaqwa kepada Allah. Ingat firman Allah nak " Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (Q.S Ath-Thalaq 2-3). Jadi mulai sekarang, pilihlah jurusan atau pekerjaan yang kamu cintai. Agar kamu bisa menjalaninya dengan sepenuh hati karena illahi.

"Terimaksih ayah, terimakasih. Kelak jika sudah dewasa nanti aku ingin seperti ayah." pemuda itu memeluk ayahnya dengan erat.

Postingan ini sama sekali tidak mendiskriminasi pada pekerjaan apapun. Disni saya hanya mengingatkan bahwa apapaun pekerjaan kita tidak akan menjamin kedudukan kita lebih mulia di mata Allah. Karena yang paling mulia di mata Allah adalah pekerjaan yang mampu membuat kita semakin bertaqwa kepada Allah dan memeberikan manfaat kepada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar