Senin, 16 Februari 2015

Banjir, salah siapa?

Jakarta sekarang tengah menjadi sorotan karena bencana banjir yang terjadi. Banjir Jakarta melumpuhkan beberapa jalanan besar di Jakarta, otomatis perekonomian di Jakarta pin ikut lumpuh. Sebelumnya  Bandung juga dilanda banjir yang cukup hebat pada akhir tahun 2014, daerah kabupaten Bandung mengalami banjir yang cukup parah saat itu. Padahal seharusnya musim hujan sudah berakhir. Tapi inilah kehendak Allah, kita tak akan pernah mampu untuk menolaknya.

Di saat banjir seperti ini, kebanyakan masyarakat menyalahkan cuaca. Mereka menyalahkan hujan sebagai penyebab banjir. Bahkan mereka juga menyalahkan pemerintah karena kejadian ini, beragam alasan mereka buat untuk menyudutkan pemerintah. Belum lagi mereka menuntut pemerintah untuk segera memperbaiki sungai, membuat waduk atau bendungan, membantu korban banjir dan meminta ganti rugi untuk semua yang terjadi. Lantas apa benar gara-gara hujan maka banjir bisa terjadi? bukankah hujan itu adalah rezeki yang Allah beri?

cobalah sejenak tengok lingkungan kita. Banjir tidak akan terjadi jika kita membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan. Banjir juga tak akan terjadi jika kita mampu menaati peraturan pemerintah untuk tidak membangun rumah di pinggiran sungai. kita tidak bisa terus menerus mencari-cari keslahan orang lain untuk menutupi kesalahan yang lainnya. Cobalah mulai intropeksi diri. Perbaikilah semua dimulai dari diri sendiri. Mungkin ugkapan ini sudah tak asing lagi di teliga. Bahkan mungkin kita sudah bosan mendengarnya. Tapi apa mungkin dengan hanya mengeluh dan menyalahkan keadaan dan juga orang lain musibah ini akan berhenti? tentu tidak.

Kalau Aa Gym bilang Mulailah dengan 3 M, mulailah dari diri sendiri, Mulailah dari hal yang terkecil dan Mulailah sekarang juga. Mari kita semua lakukan 3M sekarang.

Ketika kita mencoba melakukannya, kemudian akan muncul pertanyaan. Jika hanya kita yang melakukannya bagaimana? percuma saja kan jika hanya ada 1 orang yang menjalankannya tapi kemudian orang lain masih memelihara kebiasaan buruknya? Biarkanlah, tugas kita bukan untuk merubah hati orang lain. Tugas kita adalah untuk berdoa kepada Allah. Karena Allah lah pemilik hati manusia. Dialah yang berkuasa membolak-balikan hati manusia.

Jika kita melakukan 3M setidaknya kita sudah mengurangi pembuangan sampah  dan setidaknya kita sudah berbuat baik. Meakipun mungkin itu tidak berharga di mata orang lain, tapi di sisi Allah itu akan menjadi satu catatan kebaikan untuk kita. Kita juga sudah menghindari peebuatan dzalim terhadap diri sendiri, karena tidak melakukan kesalahan yang kita tau akibatnya.

Lantas bagaimana dengan musibah banjir yang sekarang melanda ibu kota? ini salah siapa?
Tetaplah tenang, teruslah berprasangka baik kepada Allah atas semua yang terjadi, jika memang bencana ini adalah ujian bagi kita, maka mohonlah kepada Allah untuk memberi kesabaran kepada kita. Jika memang bencana ini adalah peringatan dari Allah maka mintalah kepada Allah untuk membuka pintu hati kita agar senantiasa berada di jalan Allah. Namun jika memang bencana ini adalah azab dari Allah maka mohon ampunlah kepada Allah atas semua kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat.

Berhentilah menyalahkan orang lain dan menuntut pemerintah untuk semua yang telah terjadi. Ini bukan tentang siapa yang salah ataupun salah siapa kenapa banjir ini bisa terjadi. Ini semua terjadi atas kehendak Allah. Kita tak mampu menolak bahkan menyesal atas semua yang terjadi. Tetaplah berhusnudzon kepada Allah. Mohonlah ampun kepada Allah atas semua yang terjadi. Semoga kita semua mampu bijak menghadapi semua yang terjadi. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar