Kamis, 29 Januari 2015

Sudah siapkah kita

Sedih rasanya ketika mendengar kabar orangtua (ayah) sahabat saya meninggal. Masih hangat dalam benak saya, terakhir bertemu dengan beliau adalah ketika beliau menjadi wali saat sahabat saya menikah sekitar 2 bulan yang lalu. Saat itu kondisi beliau sedang sakit, namun beliau tetap memaksakan diri untuk menjadi wali saat putrinya menikah. Meskipun saat ijab qabul mulutnya sempat terbata-bata, tapi semua proses ijab qabul berjalan lancar. Nampak raut muka haru bercampur bahagia di wajah keluarga besarnya. Alhamdulillah prosesnya berjalan dengan lancar.

Itulah pertemuan terakhir saya dengan beliau sebelum beliau meninggal dunia. Kaget dan syok saat saya mendengar berita itu, saya tak bisa membayangkan bagaimana perasaan sahabat saya saat mengetahui ayahnya meninggal. Karena saat itu dia sedang hamil. Di satu sisi dia bahagia akan kehadiran buah cintanya bersama suami tercinta, namun di sisi lain dia juga harus menelan pil pahit ketika harus kehilangan sosok ayah yang ia cintai.

Terlepas dari itu semua, rasanya tidak ada seorangpun yang siap melepas kepergian orang-orang terkasih. Meskipun pada akhirnya apa yang kita miliki sudah pasti akan kembali kepada illahi. Karena apa yang ada didunia ini adalah titipan. Kapanpun sang pemilik akan mengambilnya, tugas kita adalah ikhlas melepaskan kepergiannya.

Semua yang bernyawa pasti akan mati menghadap sang ilahi. Karena hidup di dunia itu hanya sementara, kehidupan kekal sesungguhnya adalah di akhirat.

Saya Tidak bisa membayangkan bagaimana jika hal ini terjadi kepada saya, saya harus kehilangan orang-orang yang saya sayangi, terlebih lagi orang tua saya. Banyak janji yang belum ditepati, banyak cita-cita yang belum terwujud nyata, banyak impian yang belum tercipta dan hanya menjadi wacana belaka. Banyak kata dan ungkapan terimakasih yang belum terucapkan karena tertahan rasa malu yang luar biasa.

Kini usianya semakin senja, warna rambut mereka pun telah berubah. Kulitnya yang dulu berseri kini mulai dihiasi keriput. Namun tak sedikitpun saya melihat rasa lelah pada diri mereka untuk kebahagiaan anak-ananya.

Sampai Kapanpun jasa dan cinta mereka takkan pernah terganti. Semua pengorbanan yang mereka berikan takkan bisa tergantikan dengan apapun yang saya miliki saat ini.

Ya Allah ampulnilah saya karena saya belum bisa mewujudkan mimpi mereka menjadi nyata. Ampunilah saya yang terus menuntut mereka sempurna seperti apa yang kupinta. Tanpa ku sadari akupun jauh dari kata sempurna.

Lindungilah mereka selalu ya Allah, jagalah Mereka dimanapun mereka berada, sayangilah mereka seperti mereka menyayangi kami sewaktu kecil. Berikanlah mereka kemudahan serta kelancaran dalam segala urusan hidupnya, berikan mereka kesehatan dan keselamatan, berikanlah mereka kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Jadikanlah sisa umur hidupnya menjadi penuh berkah barokah dan berlimpah, luaskan rezekinya lapangkanlah dadanya, berikanlah mereka ketenangan dalam hidupnya.

Jadikanlah setiap tetesan keringat, keluh dan kesalnya menjadi catatan amal baik dan amal sholeh mereka, jadikan pula kami anak-anak yang shaleh yang akan menjadi tabungan amal shaleh untuk kedua orang tua kami di surga kelak. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar