Jumat, 30 Januari 2015

Haus Pujian

Salah satu penyakit yang sering hinggap dalam diri manusia adalah haus akan pujian. Setiap manusia pada dasarnya akan merasa bahagia ketika mendapatkan pujian, padahal bisa saja pujian itu bersifat anugrah atau bahkan musibah. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapi pujian itu sendiri.

Tak dipungkiri juga, ketika seseorang mendapat pujian akan hasil pekerjaannya, mereka akan melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan pujian yang jauh lebih banyak. Kita seolah-olah lupa bahwa seharusnya apa yang kita lakukan karena Allah bukan karena manusia.

Ketika kita melakukan sesuatu karena Ingin mendapatkan pujian dari orang lain, maka kita juga harus siap menerima kekecewaan ketika ternyata hasil usaha kita sia-sia karena ternyata tidak mendapatkan pujian seperti yang kita inginkan.

Beda halnya ketika kita melakukan sesuatu karena Allah, meskipun kita tak mendapat pujian atau bahkan celaan kita tak akan kecewa, karena yang kita lakukan lillahi ta'ala. Ingatlah Allah itu menilai kita bukan dari hasil, melainkan dari proses. Hasil yang kita peroleh adalah hadiah yang Allah beri kepada kita atas usaha yang kita lakukan.

Yang terpenting, jangan sampai kita terlena dengan pujian yang diberikan orang lain kepada kita, karena bisa jadi pujian itu akan berakhir musibah untuk kita karena kita terlalu bangga sehingga kita cenderung sombong dengan apa yang telah kita perbuat.

Jika memang kita mendapatkan pujian, kembalikan lagi pujian itu kepada Allah yang maha sempurna: Alhamdulillah 'Segala puji hanya milik Allah' . Ucapan
Syukur kita panjatkan kehadirat Allah karena atas berkat dan rahmatNya lah kita bisa melakukan suatu pekerjaan hingga mendapatkan pujian dari orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar