Sabtu, 25 April 2015

Ingin Surga, tapi Ibadah Ala Kadarnya

"Kalo hidup hanya sekedar hidup kera di rimba juga hidup. Kalo kerja hanya sekedar kerja kerbau di sawah juga kerja."   Mungkin perumpamaan dari Buya Hamka itu sudah tidak asing lagi di telingan kita. Istilah itu seakan menyindir kita umat manusia yang kadang terlalu sibuk bekerja mengejar dunia dan bahkan menyindir kita yang hidup di dunia tapi tidak memiliki "arti" yang sesungguhnya. jika memang kita hidup hanya untuk bekerja, apa bedanya kita dengan seekor kera. Jika kita hidup hanya sekedar hidup apa bedanya kita dengan kerbau yang juga hidup hanya sekedar hidup. Jangan sampai saat kita hidup di dunia kemudian tiada, tidak ada bedanya.

Tanpa kita sadar terkadang kita terlalu sibuk mengejar dunia hingga kita lupa bahwa suatu saat nanti kita akan kembali kepada-Nya. Kita menginginkan surga tapi ibadah ala kadarnya. Kita menginginkan mati enak tapi kita lupa bagaimana caranya, karena kita terlau sibuk memikirkan bagaimana cara hidup enak. Bahkan kita terlalu perhitungan dengan tuhan. Ketika kita hendak melaksanakan ibadah, maka lelah menjadi alasan utama untuk kita menunda-nunda.

Ketika kita akan sedekah, maka hutang menjadi alasan kita untuk mengurungkan niat sedekah. Kita begitu sulit mengeluarkan uang hanya untuk sedekah. Tapi begitu mudah mengeluarkan uang untuk bersenang-senang. Kita mengiginkan rezeki yang melimpah, tapi begitu enggan bersedekah. tak sadarkah kita bahwa apa yang kita miliki, apa yang kita dapatkan adalah titipan dari Allah?

Ketika kita bekerja, kemudian atasan menjanjikan uang ekstra untuk karyawan yang telaten, rajin dan juga memberikan uang tambahan untuk lembur. Maka dengan segera kita bekerja dengan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik dan selalu tepat waktu saat bekerja. Padahal Allah telah memberikan jaminan yang lebih dari sekedar uang. Apalagi kalau bukan nikmat ketika di akhirat nanti. Mudah bagi Allah untuk memberikan apa yang kita mau. Tapi bagaimana mungkin Allah memberi apa yang kita mau jika kita saja selalu menghindar dari Allah. Jika kita saja tak berusaha memberikan waktu lebih untuk bersama dengan Allah.

Ketika berhadapan dengan atasan atau dengan klien, kita semua berpakaian sopan, rapih juga wangi. Tapi bagaimana ketika kita berhadapan dengan Allah? Kita memakai baju yang "sisa" bekas kita bekerja. Bahkan wangi pun tidak. Baju dengan penuh keringat, baju "bekas" bertemu dengan orang lain. Ketika ditanya kenapa berhadapan dengan Allah memakai baju seperti itu? maka kita akan berdalih bahwa sebenarnya Allah itu pengertian dan maha tau. Ya Allah memang maha tahu dan maha mengerti. Meskipun ketika kita bermunajat kepadanya dengan pakaian seadanya. Allah masih saja berkenan mendengarkan doa-doa kita. Tak jarang bahkan doa kita juga dikabulkannya.

Ketika kita bekerja kemudian kita dituntut untuk sempurna. Maka kita akan bekerja sebaik mungkin hingga kita lupa untuk beristirahat bahkan sampai lupa waktu. Tapi apa kabarnya ketika Allah meminta kita untuk menyempurnakan ibadahnya? maka sederet alasan akan keluar dari mulut kita. Jangankan beribadah dengan sebaik mugkin. Berdzikir dan berdoa saja kadang kita lewatka ketika salat. Membaca ayat suci saja sudah jarang kita lakukan karena kita terlalu lelah bekerja. Namun Allah maha penyayang. Seburuk apapun kita Allah tak pernah lelah memperhatikan kita.

Terkadang tanpa kita sadari, ketika mendengar panggilan atasan kita segera menghampiri, namun kita lupa diri ketika panggilan adzan mulai berkumandang. Kita menunda panggilan dari Allah, karena kita sibuk dengan urusan masing-masing. Padahal Allah memanggil kita untuk salat dan menawarkan kemenangan untuk kita Hayya 'alal falah "Mari meraih kemenangan". Tapi rupanya kita mengabaikan janji yang Allah beri. Karena tak jarang kita tidak memahami apa makna dalam kumandang adzan.

Begitu mudah kita meluangkan waktu untuk sekedar nonton atau belanja. Tapi begitu sulit meluangkan waktu untuk beribadah dan berdoa. Kita begitu mudah menghapal lagu, namun begitu sulit menghafal Al-quran.

Kita selalu menyempatkan waktu yang kita miliki untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga, sahabat, teman hingga kolega. Namun kita lupa untuk meluangkan waktu beribadah kepada Allah. Lelah selalu saja menjadi alasan kita untuk melakukan ibadah. Bersyukurlah bahwa sanya Allah tak pernah lelah memperhatikan kita. Bahkan ketika kita lupa, Allah tetap saja memberi kita rasa bahagia.

Kita menginkan rezeki datang tepat dan berlipat. Tapi salat saja kita sering terlambat. Kita menginkan hidup sehat tapi kita lupa untuk bersyukur dengan apa yang telah didapat. Kita menginginkan surga, tapi ibadah seadanya, Ibadah ala kadarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar