Minggu, 31 Mei 2015

Ibadah? jangan Perhitungan

Saat pulang kerja
Ibu:  nak kamu sudah solat?
anak : sebntar bu, aku masih ada pekerjaan yang belum aku selesaikan. Nanti kalo terlambat bos bisa marah.
Ibu : waktu solat sebentar lagi habis. Cepat laksanakan solat.
Anak : iya bu.

Saat sedang bersantai
Ibu : sudah selesai pekerjaannya? ayo cepet solat.
Anak : ia bu. Tunggu aku istirahat dulu sebentar. Aku capek bu.

Ketika memasuki waktu isya
Ibu : dari tadi ibu liat kamu nonton tv terus. Kalo udah solat magrib, mending kamu baca Al-Quran sambil nunggu adzan isya.
Anak : nanti aja bu, nunggu acara balap motor. Ngajinya nanti aja

Ibu: solat isya nya udah. Balap motornya juga udahan. Berarti gk ada alasan lagi ya buat kamu tidak membaca Al-Quran.
Anak : Aduh bu mata aku sekarang sudah ngantuk banget. Kalo dipasain entar baca qurannya malah ngelantur. Besok aja deh bu.

Di sepertiga malam
Ibu: Alhamdulillah anak ibu soleh. Ibu bangga kamu mau solat tahajud nak.
Anak : ehm.... sebenarnya aku mau nonton bola bu. Solat tahajudnya nanti aja kalo udah selesai bola.
Ibu : nak. Lebih baik kamu solat dulu, masa nonton bola kuat solat enggak sih.
Anak : Iya nanti aja bu. Tanggung

Di hari libur.
Ibu : nak, sekarang hari libur. Ibu mau ajak kamu ke panti asuhan. Ya sekalian kamu kan sudah dapat uang. Coba sisihkan sebagian uang yang kamu miliki buat disedekahkan ke panti yatim.
Anak : aduh bu maaf. Aku mau jalan-jalan. Ini hari libur dan waktunya libur. Terus masalah sedekah tadi nantinya aja yah kalo aku dapet bonus. Soalnya entar uang aku gk akan cukup lagi buat kebutuhan aku sehari-hari.

Percakapan di atas mungkin tanpa kita sadari sering kita lakukan. Ketika ibu ataupun bapa menyuruh kita untuk melakukan kebaikan. Selalu saja ada alasan untuk kita menundanya. Padahal sejatinya kebaikan itu haruslah diaegerakan bukan ditunda-tunda. Kadang kita juga masih "perhitungan" dengan Allah. Kita juga masih perhitungan masalah waktu. Ketika kita lelah maka menunda ibadah adalah salah satu alasan yang sering kita gunakan.

Padahal Rasulullah saja sangat sibuk. Namun beliau selalu mampu memanfaatkan waktu untuk beribadah dan lebih dekat dengan Allah. Karena beliau sadar, bahwa hidup yang dijalaninya hanya sementara. Dan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Tak heran jika beliau begitu sibuk mempersiapkan bekalnya untuk di akhirat nanti. Untuk bertemu dengan sang illahi.

Nah, apakah kita tidak malu dengan baginda Rasulullah, manusia yang paling mulia di muka bumi ini, seorang pemimpin yang tak kenal lelah berdakwah. Beliau masih mampu melaksanakan ibadah dengan baik. Bahkan ibadah sunah pun tak ia lewatkan. Dia memiliki harta, namun dia tak mau menikmatinya sendiri. Dia sadar bahwa sebagian harta yang dia miliki adalah milik orang lain. Dan titipan Allah yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin.

Tak malu kah kita. Terkadang kita begitu perhitungan kepada Allah. Kita selalu meminta kepada Allah sesuatu yang kita inginkan. Padahal kita saja sulit melaksanakan apa yang Allah perintahkan. Ketika lelah kita berdalih bahwa Allah maha mengerti. Allah mengerti dengan kondisi kita. Ketika kita salah kita beralibi bahwa Allah itu maha pengampun dan menerima taubat. Namun disadari atau tidak kita selalu membuat kesalahan berulang kali. Ketika kita sengsara kita datang kepada Allah namun ketika kita bahagia kita meluapakan sang maha kuasa. Naudzubillah....

Saudaraku mari manfaatkan waktu sebaik mungkin. Kita ini hanya singgah sebentar di dunia. Jangan lagi perhitungan dengan Allah. Laksanakanlah ibadah semaksimal mungkin bukan lagi semampu kita. Karena Allah juga tak pernah perhitungan dengan hambanya. Allah selalu memberi apa yang kita mau, meskipun terkadang kita tak melaksanakan perintahnya dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar