Senin, 11 Mei 2015

Berhusnudzon

Terkadang tanpa kita sadari sering kita merasa kecewa, sedih atau bahkan tak sedikit dari kita merasa depresi dengan apa yang telah terjadi atau karena kita tidak siap menerima semua yang ada. Tak jarang kita menyesal dan kecewa dengan semuanya. Padahal, jika kita mampu bijak dan berhusnudzon, mungkin kita tidak akan mengalami kekecewaan yang begitu mendalam.

Bukahkah Allah berfirman dalam Q.S Al-
Baqarah:216 yang artinya ".....boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Bisa juga kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak." sudah jelas dalam firman Allah, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Namun sayangnya, tak banyak dari kita mampu menerima semua ketetapan Allah, karena kita terlanjur kecewa dengan harapan dan usaha kita yang sia-sia. Padahal dimata Allah, yang paling berharga adalah proses dan usaha kita, bukan hasilnya.

Tetaplah berhusnudzon terhadap semua ketetapan Allah. Boleh jadi apa yang kita kecewakan akan diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik. Berhusnudzon juga erat kaitannya dengan Bertawakkal kepada Allah. Seperti kata Al-Imam Ibnu Qoyyim al- Jauziyah Rahimatumullah : “ Derajat yang kelima adalah derajat tawakkal yaitu husnu dzon kepada Allah azza wajalla. Maka sebesar itu prasangka baikmu dan pengharapanmu (raja’) kepada Rabb-mu, sebesar itu pula derajat ketawakkalanmu “ (Tahdzib Madarijus Salikin hal 240).

Allah maha tau, Allah maha memberi. Mudah bagi Allah memberi atau mewujudkan semua keinginan kita menjadi nyata, tapi itu semua belum tentu menjadikan kiita jauh kebih baik dan lebih dekat dengan Allah. Bisa jadi jika semua keinginan kita terwujud kita jauh dari Allah, sehingga kita lupa untuk berdoa, karena terlalu sibuk dengan urusan dunia. Maka dari itu, tetaplah berprasangka baik kepada Allah. Mungkin saja dengan doa yang belum terwujud kita semakin dekat dan semakin cinta kepada Allah. Maka Allah menunda doa-doa kita, karena Allah ingin kita selalu menyebut nama-Nya dalam setiap doa yang kita panjatkan.

Berhusnudzon kepada Allah juga harus diiringi dengan amal sholeh yang kita perbuat, bukan hanya dengan angan-angan. As-Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin pernah ditanya :
 “Bagaimana berbaik sangka kepada Allah yang benar?” maka beliau menjawab : 
As-Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin pernah ditanya : “Bagaimana berbaik sangka kepada Allah yang benar?” maka beliau menjawab : 
“ husnu dzon kepada Allah adalah seseorang jika melakukan amalan shaleh, dia berbaik sangka kepada Allah bahwasanya Dia akan menerima amalannya. Jika berdoa, akan diterima doanya dan dikabulkan. Jika berdosa kemudian bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat dan kembali kejalan yang benar, akan diterima taubatnya. Jika dicoba oleh Allah dengan beberapa musibah, dia juga akan berbaik sangka kepada Allah bahwa Dia tidaklah menurunkan musibah kecuali didalamnya ada hikmah yang agung. Berbaik sangka kepada Allah atas semua takdirnya kepada seluruh makhluq dan atas syariat-Nya yang dibawa oleh Rasul-Nya SAW bahwa semua itu adalah mengandung kebaikan dan maslahat bagi makluk-Nya. Meskipun sebagian manusia tidaklah mengetahui maslahat dan hikmah yang dikandung dari syariat-Nya, akan tetapi wajib bagi kita untuk menerima ketentuan Allah dan berbaik sangka kepada-Nya “

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar