Minggu, 06 Desember 2015

Sabar saat Sakit

Jika dulu saya pernah post di blog tentang "Semoga Sakit ini Menjadi Pelebur Dosa". Kali ini saya akan post juga tentang sakit. Tapi kali ini judulnya adalah "Sabar saat Sakit". Bisa jadi juga ini merupakan cerita continue dari post yang kemarin.

Pada dasarnya tidak ada satu orangpun manusia yang menginginkan rasa sakit. Tapi, rasa sakit itu pasti akan menghampiri setiap manusia. Mulai dari sakit yang ringan hingga sakit yang parah. Dalam ilmu kesehatan, rasa sakit juga bisa jadi sebagai reaksi dalam tubuh yang keluar dengan alami. Entah ada benda asing yang masuk, ataupun gangguan sistem kekebalan tubuh. kemudian tubuh mengeluarkan reaksi untuk melawan benda itu, entah dengan panas, muntah atau reaksi yang lainnya.

Sementara dalam agama islam, rasa sakit yang kita alami bisa jadi penggugur dosa-dosa kita, selain karena memang daya tahan tubuh kita sedang menurun. Rasa sakit juga merupakan pemberian dari Allah untuk setiap hambanya dalam menguji kesabarannya. Seperti yang sudah dijelaskan dalam sebuah hadist Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari).

Sebelumnya saya mohon maaf, saya post diblog ini adalah pengalaman saya saat saya sedang sakit. Bukan karena saya ingin mengeluh atau bahkan saya ingin mengumbar tentang rasa sakit yang saya alami. Saya hanya ingin berbagi pengalaman, semoga bisa bermanfaat.

Dulu saya pernah berkomitmen pada diri saya sendiri kalo saya tidak ingin mengeluh apapun dimedia sosial ketika saya sakit. Tapi pada akhirnya saya ingin menyerah, saya ingin mengeluh dan membuat status tentang rasa sakit yang saya derita. Tapi saya berfikir ulang. Hingga akhirnya saya hanya membuat status berisikan doa-doa agar saya diberi kesembuhan. Meskipun secara tidak langsung itu mengisyaratkan saya sedang sakit.

Ini adalah rasa sakit yang paling lama yang pernah saya alami. Sebelumnya saya tidak pernah sakit selama ini. Alhamdulillah tidak sampai dirawat, saya meminta untuk rawat jalan saja. Hampir 1 minggu saya sakit dan keluhannya masih sama. Bosan, kesal, sedih, juga cape. karena hanya diam dan tidak banyak aktivitas yang bisa saya lakukan. Karena saya harus istirahat yang cukup dan menjaga makanan.

Saya mengeluh kepada bapak saya, kalo saya bosan dan jenuh dengan rasa sakit yang saya alami. Saya juga berkata bahwa ini adalah rasa sakit terlama yang pernah saya derita. Dengan bijak bapak hanya tersenyum dan berkata : "Sabar, nikmati saja rasa sakitnya, mungkin Allah ingin kamu istirahat. Bahkan bapak lihat kamu jadi lebih sering dzikir ketika kamu sakit. Bukankah itu baik? Karena kamu lebih sering mengingat Allah. Bahkan bapak liat, sekarang setiap makan selalu baca doa dan kamu lebih khusyuk ibadahnya." deg!! Saya hanya bisa tersenyum mendengar perkataan bapak tadi. Entah itu sindiran atau pujian buat saya.

Saya mengeluh lagi pada mamah karena rasa sakit itu datang lagi, mamahpun berkata dengan penuh ketenangan :" Tak apa, mungkin tubuh kamu ingin mnegeluarkan racun-racun yang ada dalam tubuh. Obat jangan lupa, jaga makanannya. Hati saya terhenyak haru, karena saya memiliki orangtua yang luar biasa, saat saya sedang sakit saya bisa merasakan betapa besar kasih sayang mereka kepada anaknya. Hanya saja selama ini saya tidak menyadarinya. Selalu ada hikmah dibalik semua kejadian. Hanya terkadang kita tidak menyadarinya karena kita terlalu fokus dengan "derita" yang kita alami.

Pagi-pagi saya sedang duduk bersantai dan berbincang dengan bapak. Seperti biasa bapak menanyakan keadaan saya, saya jawab seadanya kalo saya masih sedikit sakit. Tapi saya masih bisa menahannya. Bapak tersenyum sambil berkata :"Coba sekarang hitung usia kamu berapa tahun? Berapa lama kamu sehat? Berapa lama sakit? Rasa sakit yang saat ini kamu derita tak sebanding dengan nikmat sehat yang Allah beri. Masih pantaskah kamu mengeluh? Sabar, ikhlas. Pasti kamu bisa sehat.

Subhanallah...Lagi-lagi petuah dari bapak membuat saya jleb. Saya malu karena selama ini saya selalu mengeluh dengan apa yang saya alami. Dan point yang bisa saya ambil adalah saya harus ikhlas dengan rasa sakit yang saya alami, saya juga harus bersabar, bersabar dan bersabar.  Bukankah sabar itu memang tidak ada batasannya? Seperti hadist berikut ini "Aku akan bersabar sampai kesabaran tidak mampu lagi menghadapi kesabaranku. "(Imam Syafi'i rahimahullah). Lagipula buah dari kesabaran adalah surga seperti firman Allah "Apabila aku menguji hamba-Ku, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya." (H.R Bukhari)

Jadi Sampai kapan kita harus bersabar? Sampai kita lupa bahwa kita sedang bersabar. Itu salah satu hikmah yang bisa saya ambil saat saya sakit.
Allah begitu sayang kepada setiap hambaNya, hanya saja caranya yang berbeda. Tergantung bagaimana cara kita mengambil hikmah dari semua kejadian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar